Rabu, 09 Juli 2014

KETELADANAN KHALIFAH UMAR BIN ABDUL AZIZ


Suatu malam, Khalifah Umar bin Abdul Aziz masuk ke masjid bersama pengawalnya. Karena gelap, kaki Umar menyandung seorang yang sedang tidur. Orang itu terbangun dan kaget. Dengan kesal ia membentak Umar, “Hei, apa kamu ini gila?” Gelapnya suasana membuat orang itu tidak tahu kalau yang dihardiknya Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Umar menjawab, “Tidak. Saya tidak gila. Saya mohon maaf karena telah menginjak kaki Anda tanpa sengaja.” Pengawal yang mendampingi Umar bin Abdul Aziz marah. Ia hendak memukul orang itu. Namun, Umar segera memegang tangan pengawal, seraya berbisik, “Sabarlah. Orang ini hanya bertanya apakah aku ini gila? Lalu kujawab bahwa aku tidak gila.” 

Pada hari lain, Umar bin Abdul Aziz mendapati salah seorang puteranya berlumuran darah dilukai seorang anak nakal. Orang tua si anak nakal segera menghadap Umar untuk meminta maaf. Umar memaafkannya dan memberikan uang begitu mengetahui bahwa anak nakal tersebut seorang anak yatim. Melihat tindakan tersebut, istrinya  keheranan dan  bertanya, “Wahai suamiku, anak itu telah melukai anak kita. Mengapa engkau malah memberinya uang?” Sambil menenangkan istrinya, Umar bin Abdul Aziz menjawab, “Memang ia memang anak nakal. Namun ia adalah anak yatim yang harus kita bantu.” Istri Umar bin Abdul Aziz pun mengerti apa yang dilakukan suaminya.

 Silsilah Khalifah Umar bin Abdul Aziz

Menurut tradisi Muslim Sunni, silsilah keturunan Umar dengan Umar bin Khattab terkait dengan sebuah peristiwa terkenal yang terjadi pada masa kekuasaan Umar bin Khattab. Khalifah Umar sangat terkenal dengan kegiatannya beronda pada malam hari di sekitar daerah kekuasaannya. Pada suatu malam beliau mendengar dialog seorang anak perempuan dan ibunya, seorang penjual susu yang miskin. 

Kata ibu “Wahai anakku, segeralah kita tambah air dalam susu ini supaya terlihat banyak sebelum terbit matahari”

Anaknya menjawab “Kita tidak boleh berbuat seperti itu ibu, Amirul Mukminin melarang kita berbuat begini”

Si ibu masih mendesak “Tidak mengapa, Amirul Mukminin tidak akan tahu”.

Balas si anak “Jika Amirul Mukminin tidak tahu, tapi Tuhan Amirul Mukminin tahu”.

Umar yang mendengar kemudian menangis. Betapa mulianya hati anak gadis itu.
Ketika pulang ke rumah, Umar bin Khattab menyuruh anak lelakinya, Asim menikahi gadis itu.

Kata Umar, "Semoga lahir dari keturunan gadis ini bakal pemimpin Islam yang hebat kelak yang akan memimpin orang-orang Arab dan Ajam”.

Asim yang taat tanpa banyak tanya segera menikahi gadis miskin tersebut. Pernikahan ini melahirkan anak perempuan bernama Laila yang lebih dikenal dengan sebutan Ummu Asim. Ketika dewasa Ummu Asim menikah dengan Abdul-Aziz bin Marwan yang melahirkan Umar bin Abdul-Aziz.