Rabu, 29 April 2015

SAHABAT NABI



Abu Bakar Shiddiq RA. “Wahai Umar, dalam urusan kekuasaan ini ada dua orang yang celaka; pertama, orang yang berambisi menjadi penguasa, padahal dia tahu bahwa ada orang lain yang lebih pantas dan lebih mampu daripada dirinya. Kedua, orang yang menolak ketika diminta dan dipilih, padahal dia tahu dirinyalah yang paling pantas dan paling mampu; dia menolak semata-mata karena lari dari tanggungjawab dan enggan berkhidmah kepada umat.”

Abu Bakar Shiddiq RA berkata: “Kami telah meninggalkan 70 persoalan yang berkaitan dengan yang halal karena kawatir dengan persoalan yang haram.”

Umar bin Kaththab RA : “Belajarlah ilmu sebelum kalian menjadi pemimpin! Agar engkau tidak memimpin dengan kebodohanmu.”

Umar bin Khattab RA berkata, “... Jika rezeki yang ala kadarnya tidak membuatnya cukup, maka segala sesuatu tidak akan memuaskannya.”

Usman bin Affan RA: “Aku heran melihat orang yang sudah tahu bahwa semua perkara terjadi menurut takdir, tetapi masih bersedih karena kehilangan sesuatu.”

Ali bin Abi Thalib RA: “Seorang teman tidak bisa dianggap teman sampai ia diuji dalam tiga kesempatan; di saat membutuhkan, di belakang anda, dan setelah kematian anda.”

BELAJAR ISLAM DARI AHMAD WAHIB






Dalam catatan harian Ahmad Wahib (1942-1973; Kelahiran Madura), ia berkata: “Aku belum tahu tentang Islam itu sebenarnya. Aku baru tahu Islam menurut Hamka, Islam menurut Natsir, Islam menurut Abduh,ulama-ulama kuno, Islam menurut Djohan, Islam menurut Subki, Islam menurut lain-lain. Dan terus terang aku tidak puas. Yang kucari belum ketemu, belum terdapat yaitu Islam menurut Allah pembuatnya? Bagaimana? Langsung studi dari Al Qur’an dan Sunnah? Akan kucoba. Tapi orang lain akan beranggapan bahwa yang kudapat itu adalah Islam menurut aku sendiri.”

Jumat, 17 April 2015

HIGHLIGHT PAPER


Bismillahirrahmanirrahim. Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam rahmat dan berkah Allah kami panjatkan kepadamu wahai Nabi Muhammad. Salam keselamatan semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh-saleh. 

Jika kita tidak pernah melihat masa lalu (sejarah Islam). Kita tidak akan tahu kesalahan atau kelemahan kita. Ke depan kita tidak tahu bagaimana memperbaiki kesalahan. Pada akhirnya, mungkin saja kita telah tersesat. Tetapi kita tidak menyadarinya. Itu adalah sesuatu yang buruk dan kerugian yang besar. Belajarlah banyak tentang sejarah Islam! Agar kita mendapatkan pengetahuan baru, pencerahan dan juga kebenaran.

Kami menemukan banyak terjadi kesalahan yang dilakukan oleh umat Islam, karena ketidaktahuan. Kami mencoba menuliskan kembali, apa-apa yang telah menjadi pesan dari para pendahulu kita, orang terbaik dan orang-orang pilihan di masanya. Dengan harapan sebagai media pengingat dan pembelajaran untuk memperbaiki keadaan lingkungan dan masyarakat di sekitar. Dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Dari yang awalnya salah menjadi benar. Dari awalnya yang buruk menjadi baik. Dari yang awalnya miskin menjadi lebih kaya. Semoga media ini bermanfaat bagi banyak orang. Insyaallah.
Adab Makan dan Minum

Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian makan dengan tangan kiri, karena setan makan dan minum dengan menggunakan tangan kiri.” (HR. Muslim)

Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang dari kalian hendak minum, maka jangan meniup ke (air) dalam bejana.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)  ****SAW = Shalallahu`Alaihi Wassalam  

Rasulullah SAW bersabda, “Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafas.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah)

Hak Bertetangga

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya, baik dengan kata-kata atau perbuatan. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berdiam saja. Yakni jangan malahan berkata tidak baik.” (HR. Bukhari)   ****RA = Radhiyallahu Anhu(a)

Abu Hurairah RA menuturkan bahwa seseorang berkata kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, Fulanah selalu shalat malam dan puasa di siang harinya. Akan tetapi ia sering mencela tetangganya.” Rasulullah, “Ia tidak baik dan tempatnya di neraka.” Disebutkan kepada Nabi SAW, bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa ramadhan dan bersadaqah secuil keju. Akan tetapi tidak pernah menyakiti tetangganya. Rasulullah bersabda, “Ia masuk surga.” (HR. Imam Ahmad dan Hakim)
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah tidaklah beriman! Demi Allah tidaklah beriman! Demi Allah tidaklah beriman!” Sahabat bertanya : “Siapakah ya Rasulullah?” Beliau SAW menjawab : “Yaitu orang yang tetangganya tidak aman akan kejahatan dan tipuannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah seorang tetangga itu melarang tetangganya yang lain untuk menancapkan kayu dindingnya untuk atap dan lain-lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keutamaan Al Qur’an

Rasulullah SAW bersabda, “Aku tinggalkan dua perkara yang apabila kalian berpegang teguh pada keduanya maka tidak akan sesat selama-lamanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Keduanya tidak akan berpisah sehingga mendatangiku di surga.” (HR. Hakim)

Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang membaca Al Qur’an dan mengamalkan isinya maka Allah akan memberikan pahala pada kedua orang tuanya mahkota pada hari kiamat yang bercahaya lebih terang dari cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah di dunia.” (HR. Ahmad)

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca satu ayat saja dari Kitab Allah hal itu baginya adalah cahaya pada hari kiamat.” (HR. Ahmad) **** HR= Hadist Riwayat

Manfaat Ilmu

Dari Sahl bin Sa’id, bahwa Nabi SAW bersabda kepada Ali, “Demi Allah, lebih baik bagimu jika Allah memberikan petunjuk kepada seseorang lewat dirimu, daripada keledai yang paling bagus.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Mas’ud RA, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. Muslim)

Imam Malik (semoga Allah mengasihi) berkata: “Jika ilmu tidak boleh dipelajari oleh orang banyak, maka ilmu itu tidak akan memberi manfaat kepada penguasa.”

Al Bhukara berkata, “Aku belajar kepada 1000 guru dari kalangan ulama, bahkan lebih. Aku tidak mempunyai satu hadistpun kecuali kusebutkan sanadnya.”

Sakit Dan Bencana

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, gangguan, kegundahan-kegundahan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhari)

Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu mencaci-maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api yang menghilangkan kotoran-kotoran besi.” (HR. Muslim)

Nabi SAW bersabda, “Jika Allah menghendaki kebaikan untuk seorang hamba-Nya maka Allah akan menyegerakan hukuman untuknya di dunia. Sebaliknya jika Allah menghendaki keburukan untuk seorang hamba, maka Allah akan biarkan orang tersebut dengan dosa-dosanya sehingga Allah akan memberikan balasan untuk dosa tersebut pada hari Kiamat nanti.” (HR. Tirmidzi)

Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, itu semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS Al-Hadid 57: 22-23)

Adab Kepada Kedua Orang Tua

Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah mengabaikan (membenci dan menjauhi) orang tuamu. Barangsiapa mengabaikan orang tuanya maka dia kafir.” (HR. Muslim)

Ketika ditanyakan tentang peranan kedua orang tua. Rasulullah SAW menjawab, “Mereka (yang menyebabkan) surga atau nerakamu.” (HR. Ibnu Majah)

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang meninggalkan doa bagi kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya.” (HR. Ad- Dallami)

Rasulullah SAW bersabda, “Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan murka Allah pun terletak pada murka kedua orang tua.” (HR. Al Hakim)

Prof Dr. Ir Muhammad Nuh, DEA (Menteri Pendidikan Nasional 2009-2014) berkata: “Saya memiliki kebiasaan, tiap kali habis shalat Jumat, saya selalu menyempatkan diri berkunjung ke ibu saya, sambil membawa makanan kesukaan ibu saya yaitu jajan pasar. Sambil bercengkerama, menanyakan kesehatan dan kebutuhan sang Ibu. Saya berusaha sekuat tenaga dan perasaan jangan sampai pernah menyakitkan hati Ibu. Dan ternyata perilaku hormat dan perilaku baik sama ibu tadi itulah yang menghantarkan kesuksesan saya. Saya sangat yakin akan kebenarannyam yang saya peroleh dalam mimpi ketika saya memulai berusaha untuk hidup mandiri. Kesuksesan merupakan rahmat dari Yang Maha Pengasih, berbuatlah dengan penuh kasih sayang, Insya Allah Yang Maha Pengasih akan memberikan kasih-sayangNya. Apa lagi terhadap kedua orang tua, itulah yang dimaksud dengan bi’rul walidain (berbakti kepada orang tua).

Mimpi Yang Baik Datang Dari Allah SWT

Rasulullah SAW bersabda, “Jangan ceritakan mimpi-mimpimu selain kepada orang alim dan orang yang dapat dipercaya.” (HR. Tirmidzi) 

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW  bersabda, “Ada tiga jenis Mimpi; Mimpi yang baik yang merupakan  kabar gembira dari Allah SWT; mimpi yang menyebabkan kesedihan berasal dari syaitan; dan mimpi yang muncul karena pengembaraan pikiran manusia.” (HR. Muslim, Bukhari dan Abu Dawud)

Dari Auf bin Maalik bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, ada tiga jenis mimpi: Mimpi yang menakutkan dari syaitan untuk membuat anak Adam menjadi sedih; sesuatu yang penting bagi seseorang saat ia terjaga, akan muncul dalam mimpi-mimpinya; dan salah satu dari enam puluh enam ciri kenabian.” (HR. Ibnu Majah)

Dari Anas Ibnu Malik RA, bahwasanya Rasulullah SAW  bersabda, “Memang kerasulan dan  kenabian telah berakhir, dengan demikian tidak  ada rasul dan nabi lagi setelah aku.” Anas berkata, “Orang-orang  merasa sulit memahaminya.” Demikian sabda Rasulullah SAW, “Kecuali kabar gembira.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apa  yang dimaksud kabar gembira?” Nabi menjawab, “Mimpi seorang muslim. Mimpi seorang muslim termasuk salah satu dari tanda-tanda  kenabian.” (HR. Tirmidzi)

Rezeki Dan Jodoh

Dari Aisyah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Aisyah, orang yang memberimu sesuatu tanpa kau memintanya maka terimalah, sebab barang itu merupakan rezeki yang diberikan oleh Allah kepadamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Syeikh Abdul Qadir al Jilani (semoga Allah mengasihinya) berkata:  “Apa yang tidak di sisimu, kemungkinan adalah milikmu atau milik orang lain. Jika ia milikmu, ia akan datang kepadamu dan kau akan dibawa kepadanya sehingga pertemuan antara kau dan ia terjadi segera. Sedangkan yang bukan milikmu, maka kau akan dijauhkan darinya dan ia pun akan menjauh darimu, sehingga kau dan ia takkan bertemu.”

Imam Hasan Al Bashri (semoga Allah mengasihinya) berkata:   “Aku yakin bahwa rezekiku tidak akan tertukar, karena itu hatiku tenang. Aku yakin bahwa amalku tidak mungkin digantikan orang lain, karena itu aku semangat beribadah. Aku yakin bahwa Allah mengawasiku, karena itu aku malu berbuat maksiat. Aku yakin bahwa mati selalu membuntutiku, karena itu aku selalu siap menghadapinya.”

Syeikh Abdul Qadir al Jilani (semoga Allah mengasihinya) juga berkata:  “Apa yang  Allah tentukan bagimu akan kauperoleh tepat pada waktunya, entah kau suka atau  tak suka. Oleh karena itu, janganlah serakah terhadap yang menjadi milikmu dan jangan cemas akannya. Jangan merasa menyesal atas apa yang dimaksudkan bagi selainmu."

Orang Bangkrut

Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah engkau yang bangkrut itu? Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang ini dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu lalu dia menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka.”  (HR. Muslim).

Kemiskinan

Sebetulnya kita tidak perlu munafik. Kemiskinan itu terjadi dimana-mana. Tidak cuma orde baru, tidak  cuma setelah kemerdekaan. Pada zaman Nabi saja kemiskinan itu ada. Tuhan menunjuk Nabi itu, antara lain agar mereka yang  miskin bisa terlepas dari kemiskinan. Nabi-nabi sudah diutus Allah  SWT sejak ribuan tahun yang lalu. Tetapi ternyata, sampai pada zaman terakhir Nabi Muhammad SAW, masih juga ada kemiskinan. Itulah sebabnya, dalam agama Islam ada zakat, infaq, shadaqah dan petunjuk lain, yang tujuannya tidak lain adalah untuk memberantas  kemiskinan. Jadi jangan  berkecil hati. Justru karena masih ada  kemiskinan di kalangan rakyat kita, maka kita  harus bertekad untuk mengatasinya. (Presiden RI Ke-2: Soeharto ) **** SWT = Subbanahu Wa Ta'ala
Kebenaran

Muhammad Natsir berkata: “Anda tahu apa yang dibutuhkan kebatilan untuk menang? Kebatilan akan menang jika pendukung kebenaran hanya diam.”

Lukman Hakim menasehati anaknya tentang pandangan dan pergunjingan manusia. Lukman berkata, “Sesungguhnya seseorang itu tidak lepas dari perkataan manusia. Maka orang yang berakal tidak memasukkan dalam hatinya. Barangsiapa mengenal kebenaran, maka itulah yang dijadikan pedoman.”

Negara dan Agama 

Jenderal TNI (Purn) Wiranto berkata: “Negara Pancasila dan agama kita (Islam), adalah seperti saudara. Dua elemen ini memiliki hubungan yang sangat erat bahkan seperti saudara kandung. Hilangnya salah satu elemen ini, adalah bagaikan jika anda kehilangan saudara kandung anda.”

Prof. DR. Mr. Soepomo berkata: “Tidak ada yang salah dengan Pancasila. Namun tidak ada jaminan bahwa kita bebas dari salah pemahaman atasnya pada tingkatan hulu pengertian oleh penyelenggara Negara. Demikian pula mengenai kehidupan keagamaan kita; Tidak ada agama yang salah di tangan nabi-nabi; tetapi tidak ada jaminan bahwa kita bebas dari kesalahan pemahaman kita, termasuk para penghulu agama.”

Ketika akan mengirim utusan Indonesia ke San Francisco untuk Festival Pramugari Pasifik (1959), di dalam Istana Negara, Presiden RI Ke-1 Soekarno berpesan kepada utusan itu (yang seorang wanita muda) : “Di tanganmu itu adalah Indonesia. Jadi kamu harus jadi wakil yang baik!