Senin, 13 Juli 2015

KONSEP HIDUP SESUDAH MATI




Bismillahirrahmanirrahim. Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam rahmat dan berkah Allah kami panjatkan kepadamu wahai Nabi Muhammad. Salam keselamatan semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh-saleh.

Jika kita tidak pernah melihat masa lalu (sejarah Islam). Kita tidak akan tahu kesalahan atau kelemahan kita. Ke depan kita tidak tahu bagaimana memperbaiki kesalahan. Pada akhirnya, mungkin saja kita telah tersesat. Tetapi kita tidak menyadarinya. Itu adalah sesuatu yang buruk dan kerugian yang besar. Belajarlah banyak tentang sejarah Islam! Agar kita mendapatkan suatu pengetahuan, pencerahan dan juga kebenaran.

Kami menemukan banyak terjadi kesalahan yang dilakukan oleh umat Islam, karena ketidaktahuan. Kami mencoba menuliskan kembali, apa-apa yang telah menjadi pesan dari para pendahulu kita, orang terbaik dan orang-orang pilihan di masanya. Dengan harapan sebagai media pengingat dan pembelajaran untuk memperbaiki keadaan lingkungan dan masyarakat di sekitar. Dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Dari yang awalnya salah menjadi benar. Dari yang awalnya buruk menjadi lebih baik. Dari yang awalnya miskin menjadi lebih kaya. Semoga media ini bermanfaat bagi banyak orang. Insyaallah.

Membicarakan Orang Yang Telah Mati

Rasulullah SAW bersabda: “Roh Kudus (Malaikat Jibril) pernah mengilhamkan kepadaku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai ia mendapatkan seluruh bagian rezekinya (yang telah ditetapkan baginya). Maka bertaqwalah kepada Allah dan carilah rezeki  dengan cara yang baik, karena ia tidak akan mendapatkan apa yang ada di sisi Allah kecuali dengan taat kepada-Nya. Dan Allah menjadikan semangat dan gembira  di dalam ridha dan yakin, serta menjadikan rasa penat dan sedih di dalam keraguan  dan amarah.”  (HR.  Abu Nu’aim)

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak termasuk umat kami yang sempurna orang yang menampar pipinya sendiri, merobek-robek leher bajunya sendiri dan meratapi mayat sebagaimana kebiasaan orang-orang jahiliyah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Aisyah RA bahwasanya Nabi SAW bersabda: “Janganlah kamu memaki orang-orang yang telah mati, maka telah berlalu bagi mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (HR. Bukhari)

Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu mengatakan tentang mereka yang mati di antaramu kecuali dengan baik. Jika mereka termasuk orang-orang ahli surga, maka kamu termasuk orang-orang yang berdosa. Dan jika mereka termasuk penduduk neraka, maka cukuplah siksaan di dalamnya buat mereka.” (HR. Bukhari  dan Muslim).

Dari Anas bin Malik RA: “‘Suatu hari jenazah telah dibawa melewati Rasulullah SAW, lalu orang-orang telah menyatakan bahwa mereka termasuk orang yang buruk.’ Lalu Rasulullah SAW bersabda, ‘Orang yang mati tersebut mendapatinya.’ Kemudian telah berlalu jenazah lain lalu mereka memuji sebagai orang yang baik. Rasulullah SAW bersabda, ‘Dia akan mendapati yang baik.’ Maka bertanyalah Umar tentang hal tersebut, kemudian Nabi SAW bersabda, ‘Sesungguhnya kamu yang mengatakan kebaikan orang yang mati itu menyebabkan yang mati itu memasuki surga. Sedangkan pada orang mati yang kamu sebutkan keburukannya, maka menyebabkan baginya masuk neraka, sedangkan kamu adalah sebagai saksi-saksi pada Allah untuk mereka yang di bumi.’” (HR. Ahmad)

Dari Jundub bin Abdullah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Dahulu ada seorang  laki-laki dari umat sebelum kalian mengalami luka parah pada tubuhnya. Namun ia tidak sabar menahan rasa sakitnya. Maka ia mengambil sebilah pisau, lalu mengiris tangannya dengan pisau tersebut.  Darah pun tidak berhenti mengalir darinya hingga ia mati. Allah ta’aala berfirman: ‘Hamba-Ku mendahului-Ku dengan menyegerakan kematiannya, maka Aku mengharamkan Surga atasnya.”(HR. Bukhari)

Ziarah Kubur Dan Doa Untuk Mayit

Rasulullah SAW bersabda, “Dahulu aku melarang kalian dari ziarah kubur, (kini) siapa yang ingin berziarah maka hendaklah ia berziarah dan jangan kalian mengatakan perkataan yang buruk.” (HR. Ahmad dan Nasa’i)
Auf bin Malik berkata, “Rasulullah SAW bersabda menyalati jenazah, aku hafal doanya bahwa beliau mengatakan, “Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkan dan ampunilah dosanya, muliakanlah tempatnya, luaskanlah jalan masuknya, gantilah untuknya negeri yang lebih baik dari negerinya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, istri yang lebih baik dari istrinya, masukkan ia ke dalam surga, lindungilah ia dari siksa kubur ---atau dari azab neraka---.” Sampai-sampaiaku berharap jika mayit itu adalah aku, karena doa Rasulullah SAW terhadap mayit tersebut. (HR. Muslim)

Kiamat Dan Kematian

Dari Abu Sail Al Khudri bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya mayat itu mengetahui orang yang memandikannya, yang memikulnya (membawanya) dan yang memasukkan ke dalam kuburannya.” (HR. Ahmad)

Rasulullah SAW, “Sesungguhnya umatku pada hari kiamat terkenal putih semua bagian anggota dari bekas wudhunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Manusia akan dibangkitkan pada hari Kiamat dalam tiga golongan yaitu (1) Berkendaraan; (2) Berjalan kaki; (3) Berjalan atas muka mereka.” Lalu seseorang mengatakan pada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, Bagaimanakah mereka berjalan atas muka mereka?” Maka  Nabi menjawab, “Pencipta yang dapat menjalankan seseorang menggunakan kakinya akan sanggup pula menjalankan seseorang dengan wajah mereka.” (HR. Tirmidzi, Bukhari dan Muslim)

Rasulullah SAW bersabda, “Manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat di atas tanah yang berwarna putih seperti roti pipih yang bersih yang diatasnya tidak ada bendera pengenal bagi setiap orang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi SAW bersabda, “Manusia akan dibangkitkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, bertelanjang, dan tidak bersunat, peluh atau keringatnya hingga mulut mereka, dan sebagiannya sampai pada cuping telinganya.” Lalu Saudah istri Nabi SAW berkata, “Ya Rasulullah, alangkah jeleknya di antara kita yang saling berlihat-lihatan antara yang satu dengan yang lainnya.” Lalu Nabi menjawab, “Manusia pada waktu itu sangat sibuk dengan urusan mereka, dan setiap dari mereka pada hari itu memiliki urusan yang besar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abdullah bin Mas’ud RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 perkara yaitu : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana ia usangkan, tentang hartanya darimana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan, tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya.” (HR. Tirmidzi)

Rasulullah SAW bersabda, “Manusia akan melalui titian Jahanam yang titian tersebut dikelilingi dengan pagar yang runcing mengait. Juga mengandung duri-duri, atau sesuatu yang menyambar-menyambar buat menyambar  orang-orang yang melaluinya baik dari kanan dan kiri, dan pada kedua sisinya pula terdapat malaikat yang berseru: ‘Ya Allah, selamatkan. Ya Allah, selamatkan.’ Maka sebagian manusia yang melaluinya ada yang berjalan secepat kilat. Sebagian mereka ada yang berjalan secepat angin. Sebagian lagi ada yang melaluinya secepat larinya kuda. Sebagian lagi ada yang berjalan agak cepat. Ada yang berjalan biasa. Ada pula yang merangkak. Ada yang berjalan merayap. Adapun yang menjadi penduduk neraka maka baginya tidak mati dan tidak hidup. Ada pula manusia  yang diambil karena dosa dan kesalahan-kesalahannya yang mereka terbakar dan menjadi arang, lalu kemudian mereka diizinkan untuk mendapatkan syafaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Penduduk Surga

Dari Abu Said al Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya  penduduk surga akan saling melihat pada orang-orang  yang tinggal di kamar-kamar  pada bagian atas mereka sebagaimana mereka melihat bintang-bintang yang melayang-layang dari timur ke barat untuk melihat keutamaan di antara mereka.” Para sahabat bertanya: “Apakah tempat para Nabi itu tidak akan dicapai oleh mereka yang lain?” Nabi menjawab: “Ya. Dan demi diriku yang ada di tangan Allah untuk mereka yang beriman kepada Allah dan  yang membenarkan para Rasul-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan oleh Aisyah  RA, Nabi SAW bersabda, “Tiada seorang pun yang masuk ke dalam surga lantaran amal-amalnya sendiri.” Beliau ditanya, “Termasuk Anda, ya Rasulullah?” Dia menjawab, “Ya, termasuk saya, kecuali jika Allah mengasihiku dengan rahmat-Nya dan meletakkan tangan-Nya di atas kepala-Nya.” (HR. Ahmad dan Bukhari)

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membelanjakan dengan sepasang dari harta bendanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari semua pintu surga, dan surga itu ada delapan pintu. Maka jika yang bersangkutan termasuk yang mendirikan shalat, maka dia akan dipanggil dari pintu shalat. Dan bagi yang mengerjakan puasa, maka akan dipanggil dari pintu puasa. Dan barangsiapa yang suka bersedekah maka yang bersangkutan akan dipanggil dari pintu sedekah. Dan barangsiapa yang pernah berjihad, maka ia akan dipanggil dari pintu jihad.”  (HR. Bukhari-Muslim)

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya surga itu terdapat pintu yang bernama Ar-Rayyan. Orang-orang yang berpuasa masuk daripadanya pada hari kiamat dan seorang pun selain mereka tidak masuk daripadanya. Dikatakan, ‘Mana orang-orang yang berpuasa?’ Mereka pun berdiri dan tidak ada seorang dari selain mereka yang masuk daripadanya. Jika orang-orang yang telah masuk, pintu tersebut ditutup hingga tidak ada seorang pun selain mereka yang bisa masuk.” (Muttafaq Alaih)

Penduduk Neraka

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang paling ringan siksaan bagi penduduk neraka di hari kiamat yaitu orang tersebut memakai dua sandalnya dari api neraka itu lalu  mendidihlah otaknya dari panas kedua sandalnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya salah seorang di antara kamu terkadang beramal dengan amalan ahli surga, hingga jarak antara dirinya dengan surga tinggal satu hasta, namun catatan takdir telah mendahuluinya, hingga ia melakukan amalan ahli neraka, lantas ia pun masuk neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika sekiranya setetes dari makanan  zaqqum (buat  penduduk neraka) itu diteteskan pada segenap lautan dunia, maka akan rusaklah penduduk dunia ini bagi segenap kehidupan penduduknya, lalu bagaimanakah bagi orang yang makanannya dari makanan zaqqum tersebut.” (HR. Turmidzi dan Ibnu Majah)

Abu Hurairah RA berkata, “Kami bersama Rasulullah SAW, yang kemudian kami mendengar sesuatu yang jatuh, lalu Rasulullah SAW bertanya, ‘Tahukah kamu suara apa itu?’ Kami menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’ Nabi menjawab: ‘Itu adalah sebuah batu yang jatuh ke dalam neraka jahanam sejak 70 tahu lalu dan kini telah berakhir memasuki dasarnya.’” (HR. Muslim)

Pendapat Alam Kubur Menurut Para Sahabat Nabi

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa seseorang bertanyanya kepada Ali bin Abi Thalib RA: “Mengapakah anda mengunjungi (bertetangga) kuburan?” berkata: “Aku mengunjungi mereka yang berada di kuburan itu karena mereka adalah sebaik-baik tetangga.  Aku mendapati mereka sebagai tetangga yang benar, yang dapat menahan lidah dari berbicara yang buruk dan mengingatkan alam akherat.”

Maimun bin Marhan berkata, “Aku keluar bersama Umar bin Abdul Aziz menuju kuburan. Dan setelah dia melihat ke arah kuburan tersebut, lalu menangislah dia sambil menghadap padaku dan mengatakan: ‘Ini adalah kuburan nenek moyangku dari Bani Umayyah, yang kini sudah tidak menyertai segala kelezatan-kelezatan dunia dan kehidupan yang terjadi di sekelilingnya. Yang engkau sendiri tidak berhasil melihat mereka yang sedang bergulat dahulunya, tetapi kini mereka telah ditimpa kebinasaan.’ Kemudian Umar menangis dan mengatakan: ‘Demi Allah yang aku sendiri tidak mengetahui bagi orang yang telah diberi kenikmatan dalam kuburan ini, yaitu bagi mereka yang telah diselamatkan dari siksaan Allah.’”

Diriwayatkan bahwa Fatimah binti Husain telah melihat jenazah suaminya yaitu Hasan, yang kemudian mukanya lalu ditutup sambil mengatakan: “Mereka yang terkubur telah bercita-cita, tetapi kemudian mereka mendapatkan bencana, sedangkan bencana yang mereka terima adalah sangat besar.”

Muhammad bin Ahmad al-Marwarzi berkata: “Aku telah mendengar Ahmad bin Hanbal mengatakan, ‘Jika kamu memasuki kuburan, maka bacalah surat Al Fatihah, dan Surat Al Falaq, dan Surat An-Na dan Surat Al Ikhlas,  dan hadiahkan pahalanya pada ahli kubur maka sesungguhnya yang demikian itu adalah sebagai doa buat mereka.’”

**** Sumber : Konsep Hidup Sesudah Mati; Imam Al Ghazali; Penerbit Mekar Surabaya; 1986