Bismillahirrahmanirrahim.
Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam rahmat dan berkah
Allah kami panjatkan kepadamu wahai Nabi Muhammad. Salam keselamatan semoga
tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh-saleh.
Jika kita
tidak pernah melihat masa lalu (sejarah Islam). Kita tidak akan tahu kesalahan
atau kelemahan kita. Ke depan kita tidak tahu bagaimana memperbaiki kesalahan.
Pada akhirnya, mungkin saja kita telah tersesat. Tetapi kita tidak
menyadarinya. Itu adalah sesuatu yang buruk dan kerugian yang besar. Belajarlah
banyak tentang sejarah Islam! Agar kita mendapatkan suatu pengetahuan,
pencerahan dan juga kebenaran.
Kami menemukan banyak
terjadi kesalahan yang dilakukan oleh umat Islam, karena ketidaktahuan. Kami
mencoba menuliskan kembali, apa-apa yang telah menjadi pesan dari para
pendahulu kita, orang terbaik dan orang-orang pilihan di masanya. Dengan
harapan sebagai media pengingat dan pembelajaran untuk memperbaiki keadaan
lingkungan dan masyarakat di sekitar. Dari yang awalnya tidak tahu menjadi
tahu. Dari yang awalnya salah menjadi benar. Dari yang awalnya buruk menjadi
lebih baik. Dari yang awalnya miskin menjadi lebih kaya. Semoga media ini
bermanfaat bagi banyak orang. Insyaallah.
Membicarakan
Orang Yang Telah Mati
Rasulullah
SAW bersabda: “Roh Kudus (Malaikat Jibril) pernah mengilhamkan kepadaku bahwa
setiap jiwa tidak akan mati sampai ia mendapatkan seluruh bagian rezekinya
(yang telah ditetapkan baginya). Maka bertaqwalah kepada Allah dan carilah
rezeki dengan cara yang baik, karena ia
tidak akan mendapatkan apa yang ada di sisi Allah kecuali dengan taat
kepada-Nya. Dan Allah menjadikan semangat dan gembira di dalam ridha dan yakin, serta menjadikan
rasa penat dan sedih di dalam keraguan
dan amarah.” (HR. Abu Nu’aim)
Rasulullah SAW
bersabda, “Tidak termasuk umat kami yang sempurna orang yang menampar pipinya
sendiri, merobek-robek leher bajunya sendiri dan meratapi mayat sebagaimana
kebiasaan orang-orang jahiliyah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Aisyah
RA bahwasanya Nabi SAW bersabda: “Janganlah kamu memaki orang-orang yang telah
mati, maka telah berlalu bagi mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (HR.
Bukhari)
Rasulullah
SAW bersabda, “Janganlah kamu mengatakan tentang mereka yang mati di antaramu
kecuali dengan baik. Jika mereka termasuk orang-orang ahli surga, maka kamu
termasuk orang-orang yang berdosa. Dan jika mereka termasuk penduduk neraka,
maka cukuplah siksaan di dalamnya buat mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Anas bin Malik RA:
“‘Suatu hari jenazah telah dibawa melewati Rasulullah SAW, lalu orang-orang
telah menyatakan bahwa mereka termasuk orang yang buruk.’ Lalu Rasulullah SAW
bersabda, ‘Orang yang mati tersebut mendapatinya.’ Kemudian telah berlalu jenazah
lain lalu mereka memuji sebagai orang yang baik. Rasulullah SAW bersabda, ‘Dia
akan mendapati yang baik.’ Maka bertanyalah Umar tentang hal tersebut, kemudian
Nabi SAW bersabda, ‘Sesungguhnya kamu yang mengatakan kebaikan orang yang mati
itu menyebabkan yang mati itu memasuki surga. Sedangkan pada orang mati yang
kamu sebutkan keburukannya, maka menyebabkan baginya masuk neraka, sedangkan
kamu adalah sebagai saksi-saksi pada Allah untuk mereka yang di bumi.’” (HR.
Ahmad)
Dari Jundub bin
Abdullah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Dahulu ada seorang laki-laki dari umat sebelum kalian mengalami
luka parah pada tubuhnya. Namun ia tidak sabar menahan rasa sakitnya. Maka ia
mengambil sebilah pisau, lalu mengiris tangannya dengan pisau tersebut. Darah pun tidak berhenti mengalir darinya
hingga ia mati. Allah ta’aala berfirman: ‘Hamba-Ku mendahului-Ku dengan
menyegerakan kematiannya, maka Aku mengharamkan Surga atasnya.”(HR. Bukhari)
Ziarah
Kubur Dan Doa Untuk Mayit
Rasulullah
SAW bersabda, “Dahulu aku melarang kalian dari ziarah kubur, (kini) siapa yang
ingin berziarah maka hendaklah ia berziarah dan jangan kalian mengatakan
perkataan yang buruk.” (HR. Ahmad dan Nasa’i)
Auf bin Malik berkata,
“Rasulullah SAW bersabda menyalati jenazah, aku hafal doanya bahwa beliau
mengatakan, “Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkan dan ampunilah
dosanya, muliakanlah tempatnya, luaskanlah jalan masuknya, gantilah untuknya
negeri yang lebih baik dari negerinya, keluarga yang lebih baik dari
keluarganya, istri yang lebih baik dari istrinya, masukkan ia ke dalam surga,
lindungilah ia dari siksa kubur ---atau dari azab neraka---.” Sampai-sampaiaku
berharap jika mayit itu adalah aku, karena doa Rasulullah SAW terhadap mayit
tersebut. (HR. Muslim)
Kiamat
Dan Kematian
Dari Abu Sail Al Khudri
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya mayat itu mengetahui orang
yang memandikannya, yang memikulnya (membawanya) dan yang memasukkan ke dalam
kuburannya.” (HR. Ahmad)
Rasulullah
SAW, “Sesungguhnya umatku pada hari kiamat terkenal putih semua bagian anggota
dari bekas wudhunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah RA,
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Manusia akan dibangkitkan pada hari Kiamat
dalam tiga golongan yaitu (1) Berkendaraan; (2) Berjalan kaki; (3) Berjalan
atas muka mereka.” Lalu seseorang mengatakan pada Rasulullah SAW, “Ya
Rasulullah, Bagaimanakah mereka berjalan atas muka mereka?” Maka Nabi menjawab, “Pencipta yang dapat
menjalankan seseorang menggunakan kakinya akan sanggup pula menjalankan
seseorang dengan wajah mereka.” (HR. Tirmidzi, Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW
bersabda, “Manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat di atas tanah yang
berwarna putih seperti roti pipih yang bersih yang diatasnya tidak ada bendera
pengenal bagi setiap orang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi SAW bersabda,
“Manusia akan dibangkitkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki,
bertelanjang, dan tidak bersunat, peluh atau keringatnya hingga mulut mereka,
dan sebagiannya sampai pada cuping telinganya.” Lalu Saudah istri Nabi SAW
berkata, “Ya Rasulullah, alangkah jeleknya di antara kita yang saling
berlihat-lihatan antara yang satu dengan yang lainnya.” Lalu Nabi menjawab,
“Manusia pada waktu itu sangat sibuk dengan urusan mereka, dan setiap dari mereka
pada hari itu memiliki urusan yang besar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abdullah bin
Mas’ud RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan beranjak kaki anak
Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 perkara
yaitu : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana ia
usangkan, tentang hartanya darimana dia mendapatkannya dan kemana dia
keluarkan, tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya.” (HR. Tirmidzi)
Rasulullah SAW
bersabda, “Manusia akan melalui titian Jahanam yang titian tersebut dikelilingi
dengan pagar yang runcing mengait. Juga mengandung duri-duri, atau sesuatu yang
menyambar-menyambar buat menyambar
orang-orang yang melaluinya baik dari kanan dan kiri, dan pada kedua
sisinya pula terdapat malaikat yang berseru: ‘Ya Allah, selamatkan. Ya Allah,
selamatkan.’ Maka sebagian manusia yang melaluinya ada yang berjalan secepat
kilat. Sebagian mereka ada yang berjalan secepat angin. Sebagian lagi ada yang
melaluinya secepat larinya kuda. Sebagian lagi ada yang berjalan agak cepat.
Ada yang berjalan biasa. Ada pula yang merangkak. Ada yang berjalan merayap.
Adapun yang menjadi penduduk neraka maka baginya tidak mati dan tidak hidup.
Ada pula manusia yang diambil karena
dosa dan kesalahan-kesalahannya yang mereka terbakar dan menjadi arang, lalu
kemudian mereka diizinkan untuk mendapatkan syafaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Penduduk
Surga
Dari Abu Said al Khudri
bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
penduduk surga akan saling melihat pada orang-orang yang tinggal di kamar-kamar pada bagian atas mereka sebagaimana mereka
melihat bintang-bintang yang melayang-layang dari timur ke barat untuk melihat
keutamaan di antara mereka.” Para sahabat bertanya: “Apakah tempat para Nabi
itu tidak akan dicapai oleh mereka yang lain?” Nabi menjawab: “Ya. Dan demi
diriku yang ada di tangan Allah untuk mereka yang beriman kepada Allah dan yang membenarkan para Rasul-Nya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan oleh
Aisyah RA, Nabi SAW bersabda, “Tiada
seorang pun yang masuk ke dalam surga lantaran amal-amalnya sendiri.” Beliau
ditanya, “Termasuk Anda, ya Rasulullah?” Dia menjawab, “Ya, termasuk saya,
kecuali jika Allah mengasihiku dengan rahmat-Nya dan meletakkan tangan-Nya di
atas kepala-Nya.” (HR. Ahmad dan Bukhari)
Rasulullah
SAW bersabda, “Barangsiapa membelanjakan dengan sepasang dari harta bendanya di
jalan Allah maka ia akan dipanggil dari semua pintu surga, dan surga itu ada
delapan pintu. Maka jika yang bersangkutan termasuk yang mendirikan shalat,
maka dia akan dipanggil dari pintu shalat. Dan bagi yang mengerjakan puasa,
maka akan dipanggil dari pintu puasa. Dan barangsiapa yang suka bersedekah maka
yang bersangkutan akan dipanggil dari pintu sedekah. Dan barangsiapa yang
pernah berjihad, maka ia akan dipanggil dari pintu jihad.” (HR. Bukhari-Muslim)
Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya surga itu terdapat pintu yang bernama Ar-Rayyan.
Orang-orang yang berpuasa masuk daripadanya pada hari kiamat dan seorang pun
selain mereka tidak masuk daripadanya. Dikatakan, ‘Mana orang-orang yang
berpuasa?’ Mereka pun berdiri dan tidak ada seorang dari selain mereka yang
masuk daripadanya. Jika orang-orang yang telah masuk, pintu tersebut ditutup hingga
tidak ada seorang pun selain mereka yang bisa masuk.” (Muttafaq Alaih)
Penduduk
Neraka
Rasulullah
SAW bersabda, “Sesungguhnya yang paling ringan siksaan bagi penduduk neraka di
hari kiamat yaitu orang tersebut memakai dua sandalnya dari api neraka itu
lalu mendidihlah otaknya dari panas
kedua sandalnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah
SAW bersabda, “Sesungguhnya salah seorang di antara kamu terkadang beramal
dengan amalan ahli surga, hingga jarak antara dirinya dengan surga tinggal satu
hasta, namun catatan takdir telah mendahuluinya, hingga ia melakukan amalan
ahli neraka, lantas ia pun masuk neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Abbas RA,
bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika sekiranya setetes dari makanan zaqqum (buat
penduduk neraka) itu diteteskan pada segenap lautan dunia, maka akan
rusaklah penduduk dunia ini bagi segenap kehidupan penduduknya, lalu
bagaimanakah bagi orang yang makanannya dari makanan zaqqum tersebut.” (HR.
Turmidzi dan Ibnu Majah)
Abu Hurairah RA
berkata, “Kami bersama Rasulullah SAW, yang kemudian kami mendengar sesuatu
yang jatuh, lalu Rasulullah SAW bertanya, ‘Tahukah kamu suara apa itu?’ Kami
menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’ Nabi menjawab: ‘Itu
adalah sebuah batu yang jatuh ke dalam neraka jahanam sejak 70 tahu lalu dan
kini telah berakhir memasuki dasarnya.’” (HR. Muslim)
Pendapat
Alam Kubur Menurut Para Sahabat Nabi
Dalam suatu
riwayat disebutkan bahwa seseorang bertanyanya kepada Ali bin Abi Thalib RA:
“Mengapakah anda mengunjungi (bertetangga) kuburan?” berkata: “Aku mengunjungi
mereka yang berada di kuburan itu karena mereka adalah sebaik-baik
tetangga. Aku mendapati mereka sebagai
tetangga yang benar, yang dapat menahan lidah dari berbicara yang buruk dan
mengingatkan alam akherat.”
Maimun bin Marhan
berkata, “Aku keluar bersama Umar bin Abdul Aziz menuju kuburan. Dan setelah
dia melihat ke arah kuburan tersebut, lalu menangislah dia sambil menghadap
padaku dan mengatakan: ‘Ini adalah kuburan nenek moyangku dari Bani Umayyah,
yang kini sudah tidak menyertai segala kelezatan-kelezatan dunia dan kehidupan
yang terjadi di sekelilingnya. Yang engkau sendiri tidak berhasil melihat
mereka yang sedang bergulat dahulunya, tetapi kini mereka telah ditimpa
kebinasaan.’ Kemudian Umar menangis dan mengatakan: ‘Demi Allah yang aku
sendiri tidak mengetahui bagi orang yang telah diberi kenikmatan dalam kuburan
ini, yaitu bagi mereka yang telah diselamatkan dari siksaan Allah.’”
Diriwayatkan bahwa
Fatimah binti Husain telah melihat jenazah suaminya yaitu Hasan, yang kemudian
mukanya lalu ditutup sambil mengatakan: “Mereka yang terkubur telah
bercita-cita, tetapi kemudian mereka mendapatkan bencana, sedangkan bencana
yang mereka terima adalah sangat besar.”
Muhammad bin
Ahmad al-Marwarzi berkata: “Aku telah mendengar Ahmad bin Hanbal mengatakan,
‘Jika kamu memasuki kuburan, maka bacalah surat Al Fatihah, dan Surat Al Falaq,
dan Surat An-Na dan Surat Al Ikhlas, dan
hadiahkan pahalanya pada ahli kubur maka sesungguhnya yang demikian itu adalah
sebagai doa buat mereka.’”
**** Sumber : Konsep
Hidup Sesudah Mati; Imam Al Ghazali; Penerbit Mekar Surabaya; 1986