Husain bin Ali memberikan keterangan,
bahwa pada suatu waktu dia bertanya kepada Ali bin Abi Thalib tentang tata cara
Rasulullah masuk ke rumah. Jawab Ali: ‘Apabila Rasulullah pulang ke rumah,
membagi masuknya ke dalam tiga bagian. Satu bagian untuk Allah, satu bagian
untuk keluarga, dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri.’ (HR. Tirmidzi)
Aisyah menerangkan: “Rasulullah apabila dihadapkan pada dua pilihan, pasti memilih yang paling mudah, sepanjang tidak mengandung dosa. Bila mengandung dosa, maka beliau adalah orang yang paling menjauhinya. Rasulullah sama sekali tidak pernah membalas kejelekan orang lain karena masalah pribadi. Bila telah menyinggung kehormatan Allah, maka beliau pasti membalasnya, yang balasan itu dimaksudkan untuk mencari ridha Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Aisyah menerangkan: “Rasulullah apabila dihadapkan pada dua pilihan, pasti memilih yang paling mudah, sepanjang tidak mengandung dosa. Bila mengandung dosa, maka beliau adalah orang yang paling menjauhinya. Rasulullah sama sekali tidak pernah membalas kejelekan orang lain karena masalah pribadi. Bila telah menyinggung kehormatan Allah, maka beliau pasti membalasnya, yang balasan itu dimaksudkan untuk mencari ridha Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Suatu ketika terjadi perselisihan antara
Rasulullah SAW dan Aisyah, hingga perlu mendatangkan Abu Bakar untuk menjadi
penengah. Rasulullah SAW bersabda kepada Aisyah: “Ya Aisyah, engkau yang
berkata dahulu, atau aku yang mengatakan masalah kita?” Aisyah menjawab:
“Katakanlah lebih dahulu, asalkan yang benar!” Lantas mulut Aisyah dipukul oleh
Abu Bakar hingga berdarah, seraya berkata: “Aisyah, adakah Rasulullah pernah
berkata tidak benar?” Lalu Aisyah berlindung di belakang Rasulullah SAW.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Bakar: “Ya Abu Bakar, aku tidak mengundangmu
untuk melakukan hal seperti itu, dan aku tidak akan membalas hal yang
demikian.” (HR. Bukhari)
Aisyah menerangkan: “Aku tidak pernah
melihat ahli masak melebihi Shafiyah. Suatu ketika dia memasak untuk
Rasulullah, sementara beliau berada di rumahku. Aku merasa gelisah dan gemetar
lantaran rasa cemburu mengganggu diriku. Lantas aku pecah piring besar wadah
masakan itu, kemudian aku menyesal. Aku berkata kepada Rasulullah: ‘Ya
Rasulullah, apakah sangsi terhadap perbuatanku itu?’ Jawab Rasulullah: ‘Gantilah
wadah dengan wadah, makanan dengan makanan.’” (HR. Abu Dawud)
Dari Anas RA menerangkan bahwa: “Suatu
ketika ada salah seorang istri Rasulullah yang menghadiahkan makanan roti di
atas piring besar kepada beliau. Ketika itu Rasulullah sedang berada di rumah
Aisyah, lalu tangan pelayan itu dipukul Aisyah, hingga piring itu jatuh dan
pecah. Lalu Rasulullah mengambil roti yang berantakan itu, dan meletakkannya di
atas pecahan piring, seraya berkata: ‘Wahai pelayan, makanlah roti ini. Ibumu
kini sedang cemburu.’ Lantas pelayan itu pergi, hingga akhirnya datang kembali
dengan membawa piring baru dari rumah Aisyah. Digantilah piring yang pecah
dengan piring baru milik Aisyah.” (HR. Bhukari)
Asiyah menerangkan: “Suatu ketika aku
keluar bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan. Pada saat itu badanku masih
kecil (ramping) sehingga belum mempunyai beban fisik yang berat. Rasulullah berkata
kepada para sahabat: ‘Duluanlah kalian.’ Mereka pun kemudian berjalan lebih
dahulu. Lalu Rasulullah berkata kepadaku: ‘Ya Aisyah kemarilah. Mari kita
berlomba lari, tentu aku akan mengalahkanmu.’ Aku pun berlomba lari dengan
Rasulullah, dan aku yang memenangkannya. Ketika badanku sudah gemuk, dalam
suatu perjalanan yang lain, Rasulullah mengajakku kembali berlomba lari. Rasulullah
berkata: ‘Ya Aisyah, kemarilah. Mari kita berlomba lari lagi, tentu aku akan
mengalahkanmu.’ Pada waktu itu aku sudah tidak ingat lagi kalau aku pernah
mengalahkan Rasulullah dalam lomba lari. Karenanya, aku berkata: ‘Ya
Rasulullah, bagaimana aku dapat mengalahkanmu, sementara badanku segemuk ini?’
Kata Rasulullah: ‘Ayolah, yang penting kita berlomba lari.’ Dalam lomba lari
kali ini dimenangkan Rasulullah hingga kemudian beliau tertawa, seraya berkata:
‘Ya Aisyah, ini adalah balasan dari kekalahanku tempo dulu.’” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Aisyah RA pernah berkata kepada
Rasulullah SAW: “Ya Rasulullah, engkau mau dengan Shafiyah yang pendek itu?”
Lalu Rasulullah SAW menyahut: “Engkau telah mengucapkan kalimat yang apabila
dicampur dengan air laut, niscaya akan membuatnya keruh.” (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi; termasuk hadist hasan shahih)
Dalam riwayat lain Aisyah menerangkan
bahwa pada suatu ketika kendaraan unta milik Shafiyah sakit, sementara Zainab
memiliki unta lebih dari satu. Rasulullah SAW memerintahkan kepada Zainab: “Ya
Zainab, berikanlah kepada Shafiyah satu ekor unta milikmu!” Zainab menjawab:
“Adakah aku harus memberikan untaku kepada keturunan Yahudi itu?” Mendengar
jawaban Zainab, Rasulullah SAW marah, hingga Zainab didiamkan selama bulan
Dzulhijah, Muharam, dan beberapa hari dari bulan Shafar. (HR. Abu Dawud)
Aisyah meriwayatkan: “Aku tidak pernah
melihat seorang yang paling serupa dengan Rasulullah mengenai ketenangan,
keagungan, dan kecerahannya, kecuali Fatimah binti Rasulullah. Apabila dia
datang mengunjungi Rasulullah, beliau segera bangkit untuk menyongsongnya,
mencium dan mempersilahkan sang putri duduk di tempat duduk beliau. Begitu juga
sebaliknya, bila Rasulullah datang mengunjungi sang buah hati, Fatimah langsung
bangun untuk menyongsong beliau, mencium dan mempersilahkan duduk di tempat
duduknya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Aisyah meriwayatkan: “Suatu saat aku
bermain-main di samping Rasulullah dengan mainanku. Lalu berdatangan
teman-temanku, tapi mereka lalu bersembunyi lantaran malu kepada Rasulullah.
Kemudian Rasulullah memanggil mereka agar bermain-main bersamaku.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Pernah pula Rasulullah SAW mengajak
Aisyah menyaksikan sebuah atraksi, dengan maksud agar Aisyah merasa senang dan
gembira. Bahkan Rasulullah cukup lama menyaksikan atraksi tersebut, hingga
Aisyah bersandar di bahunya sampai merasa puas. Dalam hal ini Aisyah memberikan
keterangan: “Rasulullah pernah menutupiku dengan sorban, sedangkan aku
menyaksikan orang-orang Habasyah beratraksi di dalam masjid. Aku menyaksikan
atraksi itu hingga merasa puas dan bosan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Aisyah meriwayatkan: “Ketika itu
Rasulullah baru saja pulang dari perang Tabuk atau perang Hunain. Pada rumah
kecilku, ada penutup. Tutup itu terterpa angin hingga tersingkap. Pada saat itu
Rasulullah melihat anak-anakan mainanku. Lalu Rasulullah bertanya: ‘Ya Aisyah,
apakah itu?’ Jawabku: ‘Anak-anakan mainanku.’ Rasulullah melihat di antara
mainanan anak-anakan itu terdapat seekor kuda yang memiliki dua sayap dari
kain. Lalu Rasulullah bertanya: ‘Ya Aisyah, aku melihat sesuatu di antara mainan yang banyak itu bukan sebuah anak-anakan. Apakah itu?’ Jawabku: ‘Kuda-kudaanku.’
Rasulullah bertanya lagi: ‘Apakah yang berada di atasnya?’ Jawabku: ‘Dua sayap.’
Rasulullah bertanya lagi: ‘Adakah kuda memiliki sayap?’ Jawabku: ‘Bukankah
engkau telah mendengar bahwa nabi Sulaiman memiliki sekumpulan kuda yang bersayap?’
Seketika itu pula Rasulullah tertawa hingga kelihatan giginya.” (HR. Bukhari
dan Muslim; dan termasuk hadist hasan shahih)
****
Sumber: MENIKAHLAH, ENGKAU MENJADI KAYA; A. MUDJAB MAHALLI; MITRA PUSTAKA;
YOGYAKARTA;2004
ARTIKEL LAIN:
IBUKU-CERITA DARI DESA
IBUKU BERHARAP BERAS ITU MAHAL
IBU-JANGAN MARAH LAGI
PAK-JANGAN MENGELUH LAGI
UMROH-BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
KISAH CINTA ALI DAN FATIMAH
WAHAI FATIMAH
KELUARGA NABI ISMAIL AS
ARTIKEL LAIN:
IBUKU-CERITA DARI DESA
IBUKU BERHARAP BERAS ITU MAHAL
IBU-JANGAN MARAH LAGI
PAK-JANGAN MENGELUH LAGI
UMROH-BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
KISAH CINTA ALI DAN FATIMAH
WAHAI FATIMAH
KELUARGA NABI ISMAIL AS