Aku dulu pernah tidak shalat selama beberapa tahun.
Kakakku Suraji (semoga Allah mengasihinya) pernah menanyakan kepadaku, “Kenapa
kamu tidak shalat?”
Aku menjawab, “Mas, kamu tidak bisa
menasehatiku. Tetapi kamu hanya bisa mendoakanku.” Aku mengatakan yang
demikian, karena dalam hatiku selalu bertanya, “Kenapa sekarang shalat 5 waktu itu terasa berat bagiku, padahal dulu
rasanya mudah dan ringan sekali.” Setelah beberapa waktu berlalu, shalat menjadi sesuatu yang mudah untukku. Sampai saat ini aku meyakini dalam diriku, bahwa hidayah Allah datang karena doa kakakku.
Pada waktu di kota Semarang, temanku Khoiri Rozi (semoga
Allah mengasihinya) heran ketika mengetahui tentang ketaatanku. Lalu ia
bertanya kepadaku, “Apa yang menjadikanmu taat shalat? Padahal dulu kamu tidak
shalat.”
Aku menjawab, “Selama ini apa yang kuinginkan
tidak segera kudapatkan. Kalau aku tetap tidak shalat maka aku rugi dua kali.
Aku tidak mendapatkan keduniaan yang kuinginkan. Dan untuk akheratku juga
berantakan. Sejak itu aku berusaha untuk shalat dan tepat waktu. Aku tidak
ingin rugi dua kali.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar