Waktu aku tinggal
di desa kalo mau bermain internet harus di warnet. Aku pernah berjalan kaki
sekitar 1 km dari rumah ke warnet. Suatu saat ketika melintasi jalan desa
tetangga yang biasa aku lewati, aku mendapat inspirasi.
Saat itu aku
melihat penduduk desa tetangga sedang membuat jalan agar menjadi lebih bagus.
Jalan akan dibeton. Lalu aku berpikir, "Jika jalan yang dibeton (aspal)
hanya di desaku, sedangkan jalan-jalan di desa tetangga tidak dibeton (aspal). Ketika aku naik motor atau naik mobil bagus
sekalipun sama juga. Aku akan mengalami kesulitan dalam perjalanan. Naik motor
atau mobil bagus yang seharusnya nyaman, menjadi tidak nyaman lagi. Bahkan
mungkin mobil yang kutumpangi akan terantuk batu atau terperosok di
jalan."
Begitu juga ilmu
pengetahuan, hadist dan Al Qur'an. Jika hanya aku sendiri yang tahu seolah
tidak ada gunanya. Aku lalu memberitahu orang lain di sekitarku. Aku
memberitahu bapak, ibuku, saudaraku, temanku dan juga para tetanggaku. Aku
melakukan hal itu sekitar 2 tahun yang lalu.
Aku menganggap hal
itu sebagai amal jariahku kepada orang tua, keluarga dan juga tetangga. Ilmu
itu mahal harganya. Ilmu itu sulit ditemukan. Ilmu itu tidak terlihat dan tidak
menarik bagi orang awam. Karena itu banyak orang enggan untuk mencari dan
akhirnya tidak tahu. Tetapi orang yang berilmu (tahu) itu lebih baik daripada
orang yang tidak berilmu (tidak tahu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar