Sekolah-sekolah,
NU, Muhammadiyah, MTA, YASR, LDII, HTI, Majalah Islam, Buku, Radio, Televisi,
Internet, pengajian-pengajian dan media-media yang lainnya adalah hanyalah alat
(sarana/metode/cara/teknologi ) untuk menyampaikan informasi, ilmu pengetahuan
dan agama Islam. Namun demikian tidak terlepas dari kesalahan-kesalahan, entah
itu disengaja atau tidak; disadari atau tidak.
Beruntunglah
bagi orang-orang yang teliti lalu ketika menemukan kesalahan-kesalahan kemudian
segera berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahan itu. Sehingga tidak terjebak
dengan pemikiran atau pendapat yang sempit. Lalu kemudian mengkafirkan satu dan
yang lainnya, yang mungkin sesungguhnya tidak demikan. Tuduhan kafir bagi orang
lain itu adalah sesuatu tuduhan yang
sangat berat. Dan meskipun benar kadang sangat sulit untuk mengatakan. Karena
kawatir bahwa kita telah salah menafsirkan ayat-ayat dalam Al Qur'an atau
Hadist.
Tetapi
memang benar, sangat sulit untuk membuat pemahaman Islam yang sempurna.
Memerlukan perjalanan belajar yang panjang dan cobaan yang berliku-liku bagi
seseorang untuk mendapatkan Islam. Kadang saya menganggap Islam itu sebuah cita-cita
atau tujuan hidup. Dalam perjalanan hidup kita ada masalah-masalah. Dan masalah-masalah
itu datang kepada kita sebagai ujian bagi kita. Ada banyak orang yang mungkin sudah ahli
sehingga ketika masalah itu datang mereka bisa menghadapi. Sedangkan banyak
orang yang lainnya gagal dalam masalah itu.
Kita harus
menyadari bahwa: Tidak ada orang yang bisa terbebas dari kesalahan; Tidak ada
yang bisa terbebas dari kelupaan; Tidak ada manusia yang sempurna.
Sebaik-baiknya orang pasti mempunyai suatu keburukan (aib) walaupun hanya
setitik dan seburuk-buruknya orang pasti mempunyai suatu kebaikan walaupun
hanya setitik.
Untuk itu
kita harus berhati-hati menilai orang lain, apalagi agama atau keyakinan orang
lain. Dunia ini diciptakan Allah dengan perbedaan, keragaman. Jika tidak siap
dengan perbedaan, maka kita seolah menentang takdir Allah. Seperti halnya siang
dan malam; panas dan dingin; pria dan wanita; positif dan negatif; kaya dan
miskin; adalah sesuatu hal yang berdampingan dan abadi. Selama ini kita bisa
menerima keduanya sebagai realitas dalam kehidupan.
Lalu mengapa
yang lainnya tidak? Bukankah dalam Islam ada QS. Al Kafirun 109:6 Allah telah
berfirman: "Lakum diinukum waliya diini." yang artinya "Untukmu
agamamu, dan untukkulah, agamaku" atau ''Unto you your religion, and unto
me my religion."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar