Minggu, 03 Mei 2015

AYAT-AYAT PILIHAN


Mendapat Hidayah Islam Atas Kehendak Allah
Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk menerima Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan  dia sedang mendaki ke langit. (QS. Al An’am 6: 125)
Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. Dan inilah jalan Tuhanmu yang lurus. Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang menerima peringatan. (QS. Al An’am 6: 126)
Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang beriman? Dan tidak seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan Allah menimpakan azab kepada orang yang tidak mengerti. (QS. Yunus 10: 99-100)
Jangan Mengira Akan Masuk Surga
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya : “Bilakah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolangan Allah itu amat dekat. ” (QS Al-Baqarah 2: 214)
"Rabb-mu lebih mengetahui tentang kamu. Dia akan memberi rahmat kepadamu, jika Dia menghendaki, dan Dia akan mengazabmu, jika Dia menghendaki. Dan Kami tidaklah mengutusmu untuk menjadi penjaga bagi mereka (atas semua perbuatannya)." – (QS. Al-Isra' 17:54)
Teliti Mendengar Berita
Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. (QS Al-Hujurat 49: 6)
**** Ayat tersebut turun ketika Rasulullah SAW mengutus Walid bin Uqbah untuk mengambil zakat suatu kaum yang baru saja masuk Islam. Ternyata, Walid tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Ia kembali menghadap Rasulullah SAW dan mengatakan bahwa kaum yang didatangi tidak mau membayar zakat. ‘Bahkan mereka mau membunuh saya’, ujarnya. Kebohongan itu tersingkap ketika Harits bin Dhararal Huza’i, salah seorang dari kaum tersebut  menghadap Rasulullah dan menjelaskan perkara sebenarnya. Berkenaan hal ini, Allah menurunkan firman-Nya di atas. (Asbab an Nuzul, Jalaluddin Abdurrahman as Suyuthi). Sumber: Majalah Sabili Edisi Januari 2002 
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan kebenaran. Maka, terhadap mereka itu Aku  menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS Al-Baqarah 2: 159-160)
Jangan Berbuat Curang
Kecelakaan bagi orang-orang yang curang. Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran orang-orang lain minta disempurnakan. Apabila mereka menakar, atau menimbang buat mereka (orang-orang lain) mereka merugikan (mengurangi). Tidakkah mereka mengira bahwa sesungguhnya mereka itu dibangkitkan? Pada hari yang besar. Yaitu hari berdirinya manusia (menghadap) Tuhan seluruh alam. Jangan demikian, sesungguhnya catatan orang-orang yang durhaka sungguh  tetap dalam sijjin. Yaitu suatu kitab yang bertulisan. Kecelakaanlah pada hari itu bagi orang-orang yang  berdusta. (QS. Al-Muthaffifiin 83: 1-10)
Keutamaan Dalam Bersedekah
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya  Allah mengetahui. (QS Ali Imran 3:92)
Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan. (QS Al Baqarah 2: 271)
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun. Wahai orang-orang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggalah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh  sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. (QS. Al Baqarah 2 : 263-264)
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka, sesungguhnya doamu akan memberikan ketentraman jiwa mereka (orang-orang yang berzakat itu) dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Taubah 9:103)
Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang yang baik, maka sungguh, Dia Maha Pengampun kepada orang yang bertobat. Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan pulang, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS Al Isra’ 17: 25-27)
Jika Anda Bertanya Allah Dimana ?
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (QS. Qaf 50: 16)
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. (QS Al Baqarah 2: 186)
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana. Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hadid 57: 4)
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padaNya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at [1190]. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (QS. As-Sajdah 32: 4)
Dalam hadist Qudsi Nabi Muhammad SAW bersabda, “Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat  kepada-Nya; apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, dan engkau memang tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihat engkau.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sabar dan Tidak Sombong
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah 2: 155)
Kebahagiaan di kampung akherat itu Kami sediakan hanya bagi mereka yang tidak suka menyombongkan diri dan melakukan kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS Qashash 28: 83)
Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, itu semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS Al-Hadid 57: 22-23)
Keutamaan Dalam Berdakwah
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk  (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al Anbiya 21:107)
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki. Dia Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. (QS. Ibrahim 14: 4)
Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk menerima Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia sedang mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al An’am 6: 125)
Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya. (QS. At-Taubah 9:  122)
Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu, di antara mereka  ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS. Faathir 35:32)
… Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. … (QS. Al Baqarah 2: 255) ****bagian dari ayat kursi
Berbuat Adil
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Maidah 5:8)
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya  Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS. Al Mumtahanah 60:8)
Hal-Hal Yang Haram
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah [394], daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya [395], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah [396], (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini [397] orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agmamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai  Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al Maidah 5:3)
[394] Ialah: darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana tersebut dalam surat Al An-aam ayat 145. [395] Maksudnya ialah: binatang yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas adalah halal kalau sempat disembelih sebelum mati. [396] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. Orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. Setelah ditulis masing-masing yaitu dengan: "lakukanlah", "jangan lakukan", sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. Bila mereka hendak melakukan sesuatu maka mereka meminta supaya juru kunci Ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. Kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, maka undian diulang sekali lagi. [397] Yang dimaksud dengan hari ialah: masa, yaitu: masa haji wada', haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW [398] Maksudnya: dibolehkan memakan makanan yang diharamkan oleh ayat ini jika terpaksa.

SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Mandah mengetengahkan di dalam kitab Ash-Shahabah dari jalur Abdullah bin Jabalah bin Hibban bin Hajar dari ayahnya, kemudian dari kakeknya yang bernama Hibban. Kakeknya bercerita, "Kami bersama Rasulullah SAW sedangkan aku pada waktu itu sedang menyalakan perapian di bawah sebuah panci yang berisikan daging bangkai, kemudian turunlah ayat yang mengharamkan memakan daging bangkai lalu segera aku tumpahkan panci itu."

Orang Yang Tidak Punya Anak
 
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan, kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak-anak lelaki, kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan, (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul, siapa yang Dia dikehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui, lagi Maha Kuasa. (QS. Asy-Syura 42 : 49-50)
Jangan Banyak Bertanya
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu), hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu, dan jika kamu menanyakan, di waktu Al-Qur'an itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu. Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyantun.  (QS. Al Maa-idah 5:101)
Sesungguhnya telah ada segolongan manusia sebelum kamu, menanyakan hal-hal yang serupa itu (kepada Nabi mereka), kemudian mereka tidak percaya kepadanya.  (QS. Al Maa-idah 5:102)
Sifat Orang-Orang Kafir
Sesungguhnya, sama saja bagi orang-orang kafir, kamu beri peringatan atau tidak, mereka tidak juga akan beriman. (QS. Al Baqarah 2:6)
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.  (QS. Al Baqarah 2:7)
Di antara manusia ada yang mengatakan: 'Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian', padahal mereka itu sesungguhnya, bukan orang-orang yang beriman. (QS. Al Baqarah 2:8)
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri, namun mereka tidak menyadari-nya.  (QS. Al Baqarah 2:9)
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah oleh Allah penyakitnya itu; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.  (QS. Al Baqarah 2:10)
Dan bila dikatakan kepada mereka: 'Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya, kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.'  (QS. Al Baqarah 2:11)
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari-nya. (QS. Al Baqarah 2:12)
Apabila dikatakan kepada mereka: 'Berimanlah kamu, sebagaimana orang-orang lain telah beriman.' Mereka menjawab: 'Akan berimankah kami, sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman.' Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak mengetahui-nya. (QS. Al Baqarah 2:13)
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: 'Kami telah beriman.' Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: 'Sesungguhnya, kami sependirian dengan kamu, (tadi) kami hanyalah berolok-olok.' (QS. Al Baqarah 2:14)
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat 49 :11)
Hubungan Suami Istri
Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkat kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS Al Baqarah 2: 228)
Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman. (QS. Al Baqarah 2: 223)
Dari Jabir RA, bahwa orang-orang Yahudi berkata, “Apabila seorang suami mencampuri istrinya di qubul (vagina)-nya dari arah belakang maka akan lahir anak yang juling matanya.” Kemudian turunlah ayat: “Istri-istri kamu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanam itu darimana saja kamu kehendaki.” (Muttafaq Alaih)
Haram bagi suami menggauli di duburnya. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang bercampur dengan istri yang sedang haidh atau di duburnya, atau datang kepada tukang tenung (ramal), lalu ia mempercayai apa yang dikatakan kepadanya, maka sungguh ia telah kafir kepada Kitab yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Ibn Majah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar