Mendapat Hidayah Islam Atas Kehendak Allah
Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan mendapat hidayah
(petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk menerima Islam. Dan barangsiapa
dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak,
seakan-akan dia sedang mendaki ke
langit. (QS. Al An’am 6: 125)
Demikianlah
Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. Dan inilah jalan
Tuhanmu yang lurus. Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang
yang menerima peringatan. (QS. Al An’am 6:
126)
Dan
jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya.
Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang
beriman? Dan tidak seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan
Allah menimpakan azab kepada orang yang tidak mengerti. (QS. Yunus 10: 99-100)
Jangan Mengira
Akan Masuk Surga
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk
surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana orang-orang terdahulu
sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan
(dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
beriman bersamanya : “Bilakah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya
pertolangan Allah itu amat dekat. ” (QS Al-Baqarah 2: 214)
"Rabb-mu
lebih mengetahui tentang kamu. Dia akan memberi rahmat kepadamu, jika Dia
menghendaki, dan Dia akan mengazabmu, jika Dia menghendaki. Dan Kami tidaklah
mengutusmu untuk menjadi penjaga bagi mereka (atas semua perbuatannya)." –
(QS. Al-Isra' 17:54)
Teliti Mendengar Berita
Wahai orang-orang yang
beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka
telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena
kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. (QS
Al-Hujurat 49: 6)
**** Ayat tersebut turun ketika Rasulullah SAW mengutus
Walid bin Uqbah untuk mengambil zakat suatu kaum yang baru saja masuk Islam.
Ternyata, Walid tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Ia kembali menghadap
Rasulullah SAW dan mengatakan bahwa kaum yang didatangi tidak mau membayar
zakat. ‘Bahkan mereka mau membunuh saya’, ujarnya. Kebohongan itu tersingkap
ketika Harits bin Dhararal Huza’i, salah seorang dari kaum tersebut menghadap Rasulullah dan menjelaskan perkara
sebenarnya. Berkenaan hal ini, Allah menurunkan firman-Nya di atas. (Asbab an
Nuzul, Jalaluddin Abdurrahman as Suyuthi). Sumber: Majalah Sabili Edisi Januari
2002
Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk setelah Kami menerangkannya
kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula)
oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan
mengadakan perbaikan dan menerangkan kebenaran. Maka, terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha
Menerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS Al-Baqarah 2: 159-160)
Jangan Berbuat Curang
Kecelakaan
bagi orang-orang yang curang. Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran
orang-orang lain minta disempurnakan. Apabila mereka menakar, atau menimbang
buat mereka (orang-orang lain) mereka merugikan (mengurangi). Tidakkah mereka
mengira bahwa sesungguhnya mereka itu dibangkitkan? Pada hari yang besar. Yaitu
hari berdirinya manusia (menghadap) Tuhan seluruh alam. Jangan demikian,
sesungguhnya catatan orang-orang yang durhaka sungguh tetap dalam sijjin. Yaitu suatu kitab yang
bertulisan. Kecelakaanlah pada hari itu bagi orang-orang yang berdusta. (QS. Al-Muthaffifiin 83: 1-10)
Keutamaan Dalam Bersedekah
Kamu
sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan,
maka sesungguhnya Allah mengetahui. (QS
Ali Imran 3:92)
Jika kamu menampakkan
sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya kepada
orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian
kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan. (QS Al
Baqarah 2: 271)
Perkataan yang baik dan pemberian
maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan menyakiti. Allah Maha
Kaya, Maha Penyantun. Wahai orang-orang beriman! Janganlah kamu merusak
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti
orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia
tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti
batu licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat,
maka tinggalah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka
kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. (QS. Al
Baqarah 2 : 263-264)
Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah
untuk mereka, sesungguhnya doamu akan memberikan ketentraman jiwa mereka
(orang-orang yang berzakat itu) dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS. Al-Taubah 9:103)
Tuhanmu lebih mengetahui apa yang
ada dalam hatimu; jika kamu orang yang baik, maka sungguh, Dia Maha Pengampun
kepada orang yang bertobat. Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan pulang, dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros
itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS Al
Isra’ 17: 25-27)
Jika Anda Bertanya Allah Dimana ?
Dan sungguh, Kami telah menciptakan
manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat
kepadanya daripada urat lehernya. (QS. Qaf 50: 16)
Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku
dekat. (QS Al Baqarah 2: 186)
Dialah yang menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa; kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia mengetahui apa
yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari
langit dan apa yang naik ke sana. Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada.
Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hadid 57: 4)
Allah lah yang menciptakan langit
dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia
bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padaNya seorang
penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at [1190]. Maka apakah kamu tidak
memperhatikan? (QS. As-Sajdah 32: 4)
Dalam hadist Qudsi
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Hendaklah engkau beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihat kepada-Nya;
apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, dan engkau memang tidak dapat
melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihat engkau.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sabar dan Tidak Sombong
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS
Al Baqarah 2: 155)
Kebahagiaan
di kampung akherat itu Kami sediakan hanya bagi mereka yang tidak suka
menyombongkan diri dan melakukan kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan yang
baik itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS Qashash 28: 83)
Setiap
bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, itu semuanya
telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh,
yang demikian itu mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya
kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu
jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS Al-Hadid
57: 22-23)
Keutamaan Dalam Berdakwah
Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. (QS. Al Anbiya 21:107)
Dan Kami tidak mengutus seorang
rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan
kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi
petunjuk siapa yang Dia kehendaki. Dia Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.
(QS. Ibrahim 14: 4)
Barangsiapa yang dikehendaki Allah
akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk menerima
Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya
sempit dan sesak, seakan-akan dia sedang mendaki ke langit. Demikianlah Allah
menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al An’am 6: 125)
Dan
tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang).
Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk
memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya. (QS.
At-Taubah 9: 122)
Kemudian
Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara
hamba-hamba Kami. Lalu, di antara mereka
ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang
pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan
dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS.
Faathir 35:32)
… Allah mengetahui apa-apa yang di
hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari
ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. … (QS. Al Baqarah 2: 255) ****bagian dari ayat kursi
Berbuat
Adil
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.
Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al Maidah 5:8)
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan
berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
(QS. Al Mumtahanah 60:8)
Hal-Hal Yang Haram
Diharamkan
bagimu (memakan) bangkai, darah [394], daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh,
yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya [395], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.
Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah [396], (mengundi nasib
dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini [397] orang-orang kafir
telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada
hari ini telah Kusempurnakan untukmu agmamu, dan telah Kucukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu
jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al
Maidah 5:3)
[394] Ialah:
darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana tersebut dalam surat Al An-aam ayat
145. [395] Maksudnya ialah: binatang yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh,
yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas adalah halal kalau sempat
disembelih sebelum mati. [396] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai
bulu. Orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk
menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya
ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. Setelah ditulis
masing-masing yaitu dengan: "lakukanlah", "jangan lakukan",
sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan
disimpan dalam Ka'bah. Bila mereka hendak melakukan sesuatu maka mereka meminta
supaya juru kunci Ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti
apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan
tulisan anak panah yang diambil itu. Kalau yang terambil anak panah yang tidak
ada tulisannya, maka undian diulang sekali lagi. [397] Yang dimaksud dengan
hari ialah: masa, yaitu: masa haji wada', haji terakhir yang dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW [398] Maksudnya: dibolehkan memakan makanan yang diharamkan
oleh ayat ini jika terpaksa.
SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Mandah mengetengahkan di dalam kitab Ash-Shahabah dari jalur
Abdullah bin Jabalah bin Hibban bin Hajar dari ayahnya, kemudian dari kakeknya
yang bernama Hibban. Kakeknya bercerita, "Kami bersama Rasulullah SAW
sedangkan aku pada waktu itu sedang menyalakan perapian di bawah sebuah panci
yang berisikan daging bangkai, kemudian turunlah ayat yang mengharamkan memakan
daging bangkai lalu segera aku tumpahkan panci itu."
Orang
Yang Tidak Punya Anak
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan
bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak
perempuan, kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak-anak lelaki,
kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki
dan perempuan, (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul,
siapa yang Dia dikehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui, lagi Maha Kuasa.
(QS. Asy-Syura 42 : 49-50)
Jangan
Banyak Bertanya
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu),
hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu, dan jika kamu
menanyakan, di waktu Al-Qur'an itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan
kepadamu. Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun,
lagi Maha Penyantun. (QS. Al Maa-idah
5:101)
Sesungguhnya telah ada segolongan manusia sebelum kamu, menanyakan
hal-hal yang serupa itu (kepada Nabi mereka), kemudian mereka tidak percaya
kepadanya. (QS. Al Maa-idah 5:102)
Sifat
Orang-Orang Kafir
Sesungguhnya, sama saja bagi orang-orang kafir, kamu beri peringatan atau
tidak, mereka tidak juga akan beriman. (QS. Al Baqarah 2:6)
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan
mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (QS. Al Baqarah 2:7)
Di antara manusia ada yang mengatakan: 'Kami beriman kepada Allah dan
Hari Kemudian', padahal mereka itu sesungguhnya, bukan orang-orang yang
beriman. (QS. Al Baqarah 2:8)
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka
hanya menipu diri sendiri, namun mereka tidak menyadari-nya. (QS. Al Baqarah 2:9)
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah oleh Allah penyakitnya itu;
dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (QS. Al Baqarah 2:10)
Dan bila dikatakan kepada mereka: 'Janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi.' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya, kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan.' (QS. Al Baqarah 2:11)
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan,
tetapi mereka tidak menyadari-nya. (QS. Al Baqarah 2:12)
Apabila dikatakan kepada mereka: 'Berimanlah kamu, sebagaimana
orang-orang lain telah beriman.' Mereka menjawab: 'Akan berimankah kami,
sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman.' Ingatlah, sesungguhnya
merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak mengetahui-nya. (QS. Al
Baqarah 2:13)
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka
mengatakan: 'Kami telah beriman.' Dan bila mereka kembali kepada
syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: 'Sesungguhnya, kami sependirian
dengan kamu, (tadi) kami hanyalah berolok-olok.' (QS. Al Baqarah 2:14)
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum
yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari
mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan
(mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang
diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah
kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
(fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat 49 :11)
Hubungan Suami Istri
Dan para
wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang
ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkat kelebihan daripada
istrinya. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS Al Baqarah 2: 228)
Istri-istrimu adalah
ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu
sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertaqwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira
kepada orang yang beriman. (QS. Al Baqarah 2: 223)
Dari
Jabir RA, bahwa orang-orang Yahudi berkata, “Apabila seorang suami mencampuri
istrinya di qubul (vagina)-nya dari arah belakang maka akan lahir anak yang
juling matanya.” Kemudian turunlah ayat: “Istri-istri
kamu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah
tempat bercocok tanam itu darimana saja kamu kehendaki.” (Muttafaq Alaih)
Haram
bagi suami menggauli di duburnya. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang
bercampur dengan istri yang sedang haidh atau di duburnya, atau datang kepada
tukang tenung (ramal), lalu ia mempercayai apa yang dikatakan kepadanya, maka
sungguh ia telah kafir kepada Kitab yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Ibn
Majah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar