Ustman bin Affan RA
dijuluki Dzun-Nuurain (orang yang mempunyai dua cahaya). Ia dijuluki seperti
itu karena ia menikahi dua anak perempuan Nabi Muhammad SAW yaitu Ummu Kultsum
dan Ruqayyah RA. Beliau menikahi lagi dengan puteri Rasulullah SAW setelah
istrinya (yang juga puteri Rasulullah SAW) meninggal dunia.
Pada suatu waktu, kaum
muslimin tidak mempunyai air untuk minum. Memang ada sumur yang airnya bagus,
tapi sumur itu milik orang Yahudi dan mereka menaikkan harga air sumur itu
untuk kaum Muslimin. Maka Ustman bin Affan RA membeli setengah sumur itu dari
orang Yahudi sehingga penggunaan air itu dibagi dua: sehari untuk si Yahudi dan
sehari lagi untuk Ustman bin Affan RA. Kemudian Usman bin Affan RA menggunakan
hari yang ditetapkan untuk dirinya itu guna dimanfaatkan oleh kaum Muslimin
tanpa memungut bayaran. Karena itu, pada giliran si Yahudi, tidak ada lagi
orang yang mau membeli air darinya. Akhirnya, orang Yahudi itu menjual sahamnya
atas sumur tersebut kepada Ustman bin Affan RA. Ustman bin Affan RA selanjutnya
menghadiahkan sumur itu kepada kaum Muslimin.
Pada zaman Khalifah Abu
Bakar Shiddiq RA, sepeti diriwayatkan Ibnu Abbas RA, pernah terjadi kekeringan
dan kelaparan nasional. Dalam situasi seperti itu, ada orang yang tamak dan
ingin mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dengan menaikkan harga komoditas
barang dagangannya.
Akan tetapi dalam
situasi seperti itu, Ustman bin Affan RA memberikan contoh yang baru dan mulia
dalam bersedekah di jalan Allah dengan berharap balasan dan pahala dari-Nya. Di
samping itu, ia juga berusaha keras untuk menenangkan kaum Muslimin dan
mengurangi beban kesulitan mereka.
Pada suatu hari
datanglah orang-orang kepada Khalifah Abu Bakar Shiddiq RA untuk mengadukan
kesulitan mereka. Mendengar pengaduan tersebut, Abu Bakar RA berkata: “Allah
akan menolong kalian dan membebaskan kalian dari kesulitan itu.”
Pada siang harinya,
datanglah kafilah dagangan milik Ustman bin Affan RA. Kafilah tersebut terdiri
dari seribu ekor unta yang masing-masing membawa gandum dan makanan.
Mendapat hal itu, para
pedagang segera mendatangi Ustman bin Affan RA. Mereka berkata kepadanya: “Saat
ini orang-orang sedang kekurangan bahan pangan. Kebetulan engkau membawa
komoditas-komoditas yang dibutuhkan ini dari Syam, yaitu gandum dan makanan
yang lain. Oleh karena itu juallah barang-barang tersebut kepada kami, sehingga
engkau dapat mengambil untung dan kami pun mendapat untung.”
Mendengar perkataannya
itu, Ustman bin Affan RA mengajaknya masuk dan duduk bersamanya. Setelah itu
Ustman bin Affan RA bertanya: “Berapa banyak keuntungan yang berani kalian
berikan kepadaku jika kujual barang-barang itu kepada kalian?”
Mereka berkata: “Setiap
sepuluh dirham modal akan kami berikan keuntungan dua dirham.”
Ustman bin Affan RA
berkata: “Ada yang memberikan keuntungan kepadaku lebih dari itu?”
Mereka berkata: “Kami akan tambahkan keuntunganmu dua kali
lipat, yaitu kami akan berikan empat dirham sebagai ganti dari dua dirham
tadi.”
Ustman bin Affan RA
berkata kepada mereka: “Ada yang menjanjikan keuntungan yang lebih banyak lagi
dari itu.”
Mendengar itu para
pedagang itupun merasa heran. Lalu mereka bertanya: “Kami adalah para pedagang
yang ada di Madinah ini, maka siapa lagi selain kami yang berani menjanjikan
keuntungan lebih besar dari kami?”
Ustman bin Affan RA
berkata: “Allah SWT memberikan keuntungan lebih tinggi dari kalian. Karena
setiap satu dirham, Dia memberikan untung sepuluh dirham. Sesuai firman Allah
SWT: “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali
lipat amalnya.” (QS. Al-An’aam : 160)
Hai para pedagang,
lihatlah! Aku menyedekahkan barang-barang ini untuk kaum Muslimin karena
mengharapkan keridhaan Allah.
****RA artinya : Radhiyallahu
Anhu - Semoga Allah meridhai
Sumber: 40 Kisah
Pengantar Anak Tidur;Najwa Husein Abdul Aziz;Gema Insani;Jakarta; 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar