SOPAN
SANTU TERHADAP IBU BAPAK.
Kita telah menyadari bahwa jasa orang tua kita, ibu bapak
kita sangat besar dan tak ternilai harganya. Berarti kita telah berutang budi
kepada keduanya. Apakah balasan kita? Kalau ingin membalas yang sepadan niscaya
tak dapat memadai. Namun kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk
membalasnya. Balasan kita antara lain dengan jalan sopan santu kepadanya.
Sebagaimana firman Allah : ” Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah : Wahai Tuhanku, kasihanilah keduanya
sebagaimana mereka telah mendidik aku waktu kecil.” (Q.S AL-Isra : 24)
Ayat diatas memberi tuntunan, dan sopan santun terhadap ibu dan bapak, yaitu
merendahkan diri kepada keduanya dengan disertai kasih sayang dan berdoa agar
Allah berkenan mengasihi keduanya sebagaiman akasih ibu bapak kepada anak di
kala kecil.
Lebih lebih kasih dan jasa ibu kepada anak lebih besar
lagi. Maka Rasulullah menggambarkan dengan sabdanya bagaimana seharusnya khimad
dan bakti anak kepada ibunya. Ketika seorang lak-laki bertanya :” Siapakah
manusia yang paling berhak mendapat perlakuan baik dariku?” Nabi Menjawab
:”Ibumu!”. “Sudah itu siapa?” tanya
orang itu. Nabi :”Ibumu!” “Kemudian siapa?”, tanya orang itu. Nabi :”Ibumu!”
“Kemudian siapa?”, tanya orang itu. Nabi :”Ayahmu!”
Memelihara Ibu Bapak
Orang yang paling berjasa adalah ibu bapak. Apakah ada
diantara kamu yang menolak pendapat itu? Tidak bukan? Ibu bapak menjaga,
memelihara serta mendidik kita semenjak kecil. Bahkan susah payah ibu telah
dimulai ketika mengandung. Dalam Al Qur’an juga mengingatkan hal ini :
“Dan Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan memisah
dari susuan selama dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang
tuamu, hanya kepada-Ku lah kamu kembali.” (QS Luqman :14)
Jadi jelaslah bahwa jasa ibu bapak tak dapat diukur dan
tak dapat dihitung nilainya. Maka kewajiban anak terhadap ibu bapak bila sudah
memungkinkan juga harus menjaga dan memelihara keduanya. Salah satu harapan
orang tua ialah agar kalau sudah tua, ada tempat bergantung, ada yang menjaga
dan memelihara. Harapan itu tak lain ialah tertumpah kepada anak yang dicintainya.
Petunjuk dalam menjaga dan memelihara orang tua antara lain:
1.
Dalam
segala tindakan jangan mengecewakan ibu bapak.
2.
Bila
orang tua sedang sakit, mencarikan obat, menjaga menyediakan segala
keperluannya.
3.
Bila
orang tua sudah lanjut usia anak hendaknya memberi nafkah berupa : makanan,
pakaian dan sebagainya.
4.
Bila
anaknya mampu sedang orang tuanya tidak mampu hendaklah memberi nafkah untuk
kebutuhan hidup. Ikut membiaya saudaranya yang masih belajar. Tetap menghormati
dan berbakti.
Dengan catatan hendaknya segala tindakan anak yang
demikian itu betul-betul dikerjakan
dengan ikhlas. Hanya mencari keridhaam dari Allah. Hal itu dimaksudkan agar
penjagaan dan pemeliharaan itu menjadi amal saleh.
Patuh
terhadp orang tua
Kewajiban anak terhadap orang tua selanjutnya ialah
patuh. Patuh artinya mengikuti kehendah dan nasehatnya. Karena rasa tanggung
jawab orang tua terhadap anaknya, sering mereka banyak menasehati. Bahkan
nasehaat itu senantiasa diulanginya. Jika hal itu kaualami terimalah dengan
gembira dan patuh. Percayalah orang tua tak akan menjerumuskan anaknya.
Nasihat orang tua yang baik telah diajarkan AL Qur’an
dalam surat Luqman ayat 13-19. Anak hendaknya jangan menyekutukan Allah,
bersyukur kepada-Nya, berterimakasihlah kepada ibu bapak, dirikanlah shlat,
jangan sombong, sederhanakanlah dalam berjalan. Keduali itu kita oleh Allah diperingatkan
bahwa amal sekecil apapun dan dimanapun juga Allah tetap akan membalasanya.
Jika nasehat mereka salah maka nasehat itu tidak perlu dituruti, seperti dalam
firman Allah : “Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuan
tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di
dunia dengan baik; dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Nya, kemudian
hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kau
kerjakan.” (QS Luqman :15)
Segala tindakan anak seharusnya mendapat ridha atau izin
orang tua. Walaupun dalam hal berjuang, jihad fi sabililah. Hal ini menunjukkan
ketinggian ajaran Islam dalam hal mematuhi orang tua. Sebagaimana contoh Hadist
yang diriwayatkan oleh Abu Dawud. Dikisahkan bahwa : ada seorang laki-laki
berasal dari Yaman datang ke hadapan Rasulullah SAW. Dia menyatakan akan hijrah
ke Madinah untuk membantu Rasululah SAW dalam perjuangan. Kemudian Nabi
bertanya :”Apakah ada keluargamu yang
tinggal di Yaman?” Orang itu menjawab
: ”Ada yaitu ibu bapakku.”
Rasulullah : “Apakah maksudmu itu sudah
mendapat izin dari kedua orang tuamu?” orang itu menjawab :”Belum....” Setelah Rasulullah mendengarkan jawaban itu
lalu memutuskan : “Pulanglah kembali ke
kampungmu dan mintalah izin orang tuamu. Jika mereka mengizinkan engkau boleh hijrah, tetapi bila tidak
hendaknya kau tetap di kampungmu dan berbuat baik terhadap ibu bapakmu.”
Demikian tingginya nilai patuh kepada orang tua
disejajarkan dengan nilai jihad. Maka marilah kita senantiasa patuh kepada
orang tua, karena nilainya tinggi dan pahalanya besar.
Durhaka Kepada Orang Tua
Yang dimaksud durhaka kepada orang tua ialah menyakiti dengan perkataan,
perbuatan ataupun lainnya. Misalnya dengan memaki-maki, menghardik, melawan,
memukul, mengusir, membiarkan orangtua terlantar hidupnya, tidak patuh pada
keduanya, mengecewakan hatinya.
Durhaka kepada kedua orang tua haram hukumnya, bahkan termasuk dosa besar.
Sebagaimana sabda Nabi :”Ingatlah kamu
kuterangkan tetnang dosa-dosa yang paling besar” (diulangi 3x). Sahabat
menjawab :”Ya Rasululllah.”
Rasulullah :”Menyekutukan Allah, durhaka
kepada bapak ibu, ucapan bohong dan kesaksian palsu.” (HR Bukhari)
Durhaka kepada orang tua termasuk dosa besar. Maka marilah kita senantiasa
berhati-hati dalam bergaul dengan orang tua. Patuhilah kepada keduanya jangan
sampai mengecewakan. Jika terlanjur berbuat kesalahan kepada mereka segeralah
minta maaf.
Sikap dan tutur kata terhadap orang tua
Salah satu cara berbakti kepada orang tua ialah bersikap
dan bertutur kata yang baik. Dalam pergaulan sikap dan tutur kata yang baik
sangat diperlukan, agar pergaulan dapat berjalan dengan baik. Sebaliknya sikap
dan tutur kata yang jelek akan mengakibatkan percekcokan dan perpecahan. Hal
ini kalau dihadapan orang tua berarti tidak sopan dan bahkan akan meningkat
menjadi durharka kepadanya.
Bila kita bergaul dengan siapapun juga sikap dan tutur
kata yang baik wajib dilakukan. Apalagi terhadap orang tua yang telah
memelihara kita. Tetapi kadang-kadang ada yang terbalik. Terhadap orang lain
hormat, tetapi terhadap orang tua malahan seenaknya (tidak hormat). Itu adalah
keliru.
Yang harus diperhatikan secara khusus adalah ketika orang
tua kita sudah tua. Apalagi kalau mereka sudah pikun dan merepotkan. Jika
diajak berbicara kadang-kadang salah tafsir, sering marah dan sebagainya. Dalam
hal ini Allah memperingatkan bagaimana kita harus bersikap yaitu dengan
firmannya yang artinya :”Jika salah seorang diantara keduanya atau keduanya
sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
berkata ‘aah.atau .cih’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia.” QS Al Isra
: 23.
Jadi sikap kita pada orang tua itu seharusnya lemah
lembut dan dengan perkataan yang baik. Berkata aaah atau cih akan menyakitkan
hati orang tua kita. Perkataan yang lain yang menyakitkan hati orang tua kita
juga dilarang termasuk memaki dan membentak.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar