Syek
Abd al Qadir Al Jilani----semoga
Allah meridhai dan meridhakannya---berhujar menjelaskan sabda Nabi Muhammad Saw:”
Tinggalkan hal yang masih meragukan
bagimu pada hal yang tidak meragukan bagimu.”
Tinggalkan apa yang masih meragukan jika berkumpul dengan
apa yang tidak meragukan. Ambil ‘azimah (hukum asli sebelum mendapat
keringanan) yang tidak di susupi keraguan dan kebimbangan, dan tepiskan yang
meragukan.
Adapun jika ada hal yang meragukan yang
tidak menggambarkan penggoresan hati sebagai mana yang diisyaratkan dalam
sebuah sabda Nabi “dosa adalah hal-hal
yang mengacaukan hati” tanpa disertai hal pasti (yang tidak meragukan),
maka ambilah sikap tidak memilih dan
tunggulah kejelasan masalahnya. Jika kamu memang diperintahkan untuk
mengurusnya, maka lakukanlah, dan jika dicegah, maka hentikan. Anggaplah hal
itu bagimu seperti sesuatu yang tidak pernah terjadi, lalu kembalilah kepintu Allah,
dan mintalah kejelasan dari Tuhanmu Yang Maha Pemberi.
Jika kamu tidak mampu bersabar, atau untuk meridhai dan
bulat menerima, atau sedang melebur di dalamnya, maka ingatlah bahwa Dia tidak
butuh diingat, namun Dia juga tidak akan pernah lalai terhadapmu maupun
selainmu. Dia saja masih memberi makan orang-orang kafir, munafik, dan mereka
yang mangkir dari-Nya, lalu bagaimana Dia akan melupakanmu, hai Mukmin yang
pengesa dan menerima laku ketaatan terhadapNya, juga yang menjalankan
perintah-Nya siang dan malam!
Ada pandangan lain mengenai makna sabda nabi Muhammad Saw:
“Tinggalkanlah hal yang masih meragukan
bagimu menuju hal yang tidak meragukan bagimu”, yaitu : Tepiskan apa yang
ada di tangan manusia dan jangan mengambisikannya. Jangan kau pautkan hatimu
padanya dan jangan pula kamu mengharapkan manusia atau menakutinya, akan tetapi
ambil saja sebagian karunia Allah Azza wa Jalla yang tidak perlu diragukan lagi
keabsahan dan kesuciannya.
Tahbiskan
untuk dirimu hanya satu penanggung jawab tempat kau meminta, satu pemberi, satu
tempat yang kauharapi dan kautakuti, serta satu yang kautabati anganmu, yaitu
Tuhanmu Azza wa Jalla yang memegang kepala para Raja dalam kuasa Tangan-Nya
serta yang memegang hati seluruh manusia yang merupakan panglima jasad dalam
kuasa Tangan-Nya, juga yang memiliki harta kekayaan seluruh makhluk, baik
rakyat jelata maupun bangsawan penguasa. Gerakan tangan mereka saat memberimu
tergantung pada izin Allah, perintah, dan penggerakan-Nya, begitu juga
penolakan mereka untuk memberimu.
Allah berfirman :”Dan
mohonlah kepada Allah sebagian karunia-Nya” (QS an Nisa 32). Firman Nya
lagi : ”Sesungguhnya yang kamu sembah
selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki
itu di sisi Allah, dan sembahlah Allah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya
kepada-Nya kamu akan dikembalikan.” (QS al Ankabut 17)
Firman lain :”Dan
apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasannya
Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa
kepada-Ku.” (QS al Baqarah 186). Firman lain :”Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu.” (QS Al
Mu’minun 60). Firman yang lain lagi :”Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai
Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS az-Zariyat 58). Firman senada lainnya :”Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada
siapa saja yang dikehendaki-Nya tanpa perhitungan.” (QS Ali Imran 37)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar