Minggu, 30 Oktober 2016

MEMULIAKAN TETANGGA



Waktu saya sedang mengeluarkan motor saya di jalan, Erick bersaudara memanggilku minta tolong. Saya akan pergi ke Alfamart untuk belanja keperluan. Hari ini hujan seharian, saya menggunakan jas hujan untuk perlindungan.

Erick atau Paulus berteriak: Om... Om... Minta tolong dong cariin bajaj...!

Saya kaget, lalu saya melihat Paulus, Erick, dan Hebat berada di dekat pagar pintu rumahnya yang terbuka. Neneknya berada di teras, berjalan-jalan seolah kebingungan. Saya tahu nenek itu sedang sibuk berpikir.

Pada awalnya saya bingung mau menanggapi permintaan mereka. Apakah benar permintaan itu sungguhan? Mereka masih anak kecil. Lalu saya bertanya kepada mereka, “Mau ke gereja ya...? Kenapa nggak ditelpon bajaj-nya?”

Mereka tidak menjawab pertanyaan saya. Erick atau Paulus justru mengulangi permintaan itu lagi, “Om.. Cariin bajaj dong...!”

Lalu neneknya mendekati saya dan berkata, “Om cariin bajaj dong. Biar ke sini.”
Saya pernah sekali naik bajaj di Jakarta. Tetapi itu sudah lama. Saya tidak tahu bagaimana caranya mencari bajaj agar mau datang ke rumah. 

Lalu saya bertanya kepada nenek itu, “Dimana mencari bajaj?”

Nenek itu menjawab, “Dimana saja anda ketemu. Bilang ke rumah Jl Sawo 4 No 5A.”
Akhirnya saya menjalankan motor saya. Dalam perjalanan saya mencari kalau-kalau ada bajaj di sekitar jalan. Ketika mendekati Alfarmart saya melihat bajaj yang akan bergerak. Lalu saya mendekati bajaj itu dari arah kanan. Sambil memberi tanda saya berkata kepada pengemudinya: “Pak. Ada yang mencari bajaj di Jl Sawo 4 No 5A.” Pengemudi itu mendengar pesan saya. Lalu saya terus menjalankan motor saya ke Alfamart. 

Saya mengawasi bajaj itu berjalan ke arah mana. Saya melihat ia berjalan ke arah yang benar. Saya yakin pengemudi bajaj itu tahu alamatnya. Tetapi saya masih ragu, apakah pengemudi bajaj itu percaya sama perkataan saya. Saya juga khawatir jika ada bajaj lain yang datang lebih dulu ke rumah Erick. Tetapi itu bukan kuasa saya lagi. Saya sudah berusaha membantu tetangga saya dan juga pengemudi bajaj itu.

Saya kemudian masuk Alfamart untuk membeli keperluan saya. Saya berbelanja di Alfamart di hanya akhir pekan. Kalau tidak hari Sabtu ya Minggu. Tujuan saya untuk mengendalikan keuangan saya agar tidak terlalu banyak keluar uang untuk belanja dan makan. Biasanya saya membuat catatan tentang apa yang akan saya beli di handphone  saya. Saya membuat catatan agar tidak lupa.

Selesai belanja di Alfamart saya langsung pulang. Ketika mendekati rumah saya berpapasan dengan bajaj di jalan. Saya melihat bajaj itu penuh muatan. Pengemudinya melambaikan tangan kepada saya. Saya juga mengenali penumpangnya di belakang. Paulus, Erick, Hebat dan neneknya. Saya mengira ibunya Erick juga naik bajaj itu.

Dalam hati saya, “Pengemudi bajaj itu masih ingat saya.” Mungkin ia melambaikan tangan kepada saya sebagai ucapan terima kasih. Karena ia mendapatkan penumpang.
Mengetahui hal itu saya merasa senang. Saya sedikit membantu tetangga saya untuk mencarikan bajaj. Saya teringat kisah Imam Hasan Al Bashri yang bersabar menahan bau air kencing dari toilet tetangganya selama 20 tahun. Hanya karena ingin memuliakan tetangganya yang Nasrani. Karena itu melaksanakan perintah dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

***************
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya, baik dengan kata-kata atau perbuatan. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berdiam saja. Yakni jangan malahan berkata tidak baik.” (HR. Bukhari)

Anas bin Malik RA, menuturkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya,  tidaklah seorang hamba (dikatakan) beriman sehingga ia mencintai tetangganya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Muttafaq’ Alaih)
Abu Hurairah RA menuturkan bahwa seseorang berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, “Ya Rasulullah, Fulanah selalu shalat malam dan puasa di siang harinya. Akan tetapi ia sering mencela tetangganya.” Rasulullah, “Ia tidak baik dan tempatnya di neraka.” Disebutkan kepada Nabi SAW, bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa ramadhan dan bersadaqah secuil keju. Akan tetapi tidak pernah menyakiti tetangganya. Rasulullah bersabda, “Ia masuk surga.” (HR. Imam Ahmad dan Hakim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar