MENYAMBUT
ANAK KECIL YANG BERJALAN TERTATIH-TATIH
Abdullah ibnu Buraidah
telah meriwayatkan dari ayahnya yang telah menceritakan: “Ketika Rasulullah SAW
sedang berkhuthbah kepada kami, tiba-tiba datanglah Al Hasan dan Al Husain yang
keduanya mengenakan gamis berwarna merah dengan langkah tertatih-tatih.
Rasulullah SAW pun langsung turun dari mimbarnya dan menggendong serta mendudukan keduanya di hadapannya, kemudian
bersabda: ‘Mahabenar Allah dalam firman-Nya yang menyebutkan bahwa sesungguhnya
harta dan anak-anak kalian adalah ujian. Ketika aku memandang kedua anak ini
berjalan dengan langkah tertatih-tatih, aku tidak sabar hingga kuhentikan
khuthbahku untuk menggendong keduanya.’” (HR. Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad)
MEMBERIKAN
HADIAH KEPADA ANAK KECIL
Diriwayatkan dari
As-Saib ibnu Zaid RA yang saat itu dia
masih anak-anak, ia mengatakan: “Aku melihat Rasulullah SAW, maka aku dan
beberapa anak lainnya yang sebaya denganku masuk menemuinya. Ternyata kami
jumpai beliau sedang makan buah kurma dari sebuah keranjang bersama beberapa orang
sahabatnya. Melihat kedatangan kami yang masih anak-anak, beliau bangkit, lalu
memberikan kepada masing-masing dari kami segenggam kurma dari keranjang kurma
itu sembari mengusap-usap kepala kami.” (HR. Thabrani)
MEMISAHKAN ANAK SAAT TIDUR DI USIA 10 TAHUN
Nabi SAW bersabda,
“Perintahkanlah kepada anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat pada usia 7
tahun dan pukullah mereka karena meninggalkannya karena telah berusia 10 tahun
dan pisahkanlah mereka di tempat tidurnya masing-masing. Apabila seseorang di
antara kalian menikahkan budaknya atau pelayannya, janganlah ia melihat sesuatu
dari auratnya. Karena sesungguhnya bagian di bawah pusar sampai lutut adalah
auratnya.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Abu Musa Al Asy’ari
mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang yang berdzikir
kepada Tuhan dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup
dengan orang yang mati.” (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah RA
bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh, aku melihat seorang laki-laki yang
masuk surga karena cabang pohon yang dipotongnya agar tidak menghalangi jalan
yang memungkinkan muslim lainnya tersakiti.” (HR. Muslim)
Rasulullah SAW
bersabda, “Surga itu mempunyai seratus tingkat, antara satu derajat dan derajat
lainnya, seperti antara langit dan bumi.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu
Majah)
MENEKANKAN
ANAK AGAR BERKATA JUJUR
Diriwayatkan oleh
Abdullah ibnu Amir RA yang menceritakan masa kecilnya, bahwa ibunya
memanggilnya, sedangkan saat itu Rasulullah SAW sedang berada di rumah kami.
Ibunya berkata, “Kemarilah, aku akan memberimu sesuatu!” Nabi SAW bertanya
kepada ibunya, “Apakah yang akan engkau berikan kepadanya?” Ibunya menjawab:
“Aku akan memberinya buah kurma.” Melihat gelagatnya Nabi SAW bersabda,
“Ingatlah, jika engkau tidak memberinya suatu apapun, niscaya akan dicatatkan
sekali dusta terhadapmu.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
MEMBERI
SEMANGAT ANAK
Dahulu Rasulullah SAW
membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan sejumlah anak-anak pamannya Abbas RA
dalam satu barisan, kemudian beliau bersabda, “Barangsiapa yang paling dulu
sampai kepadaku, maka dia mendapatkan anu dan anu.” Mereka pun berlomba lari
menuju ke tempat Nabi SAW berada. Setelah mereka sampai kepadanya, maka ada
yang memeluk punggungnya dan adapula yang memeluk dadanya dan Nabi SAW mencium
mereka semua dan menepati janjinya kepada mereka.” (HR. Ahmad)
BERBUAT
ADIL TERHADAP ANAK
Nu’man ibnu Basyir
datang kepada Rasulullah SAW lalu berkata, “Sesungguhnya aku telah menghibahkan
sesuatu kepada anak laki-lakiku yang dari ‘Amarah binti Rawwahah, lalu ‘Amarah
memerintahkan kepadaku untuk menghadap kepadamu, ya Rasulullah, agar engkau
menyaksikannya.” Rasulullah SAW bertanya, “Apakah engkau telah memberikan hibah
yang sama kepada anak-anakmu yang lain?” Aku menjawab: “Tidak!” Rasulullah SAW
bersabda, “Bertaqwalah kamu kepada Allah dan berlaku adillah kamu diantara
anak-anakmu!” Nu’man pun mencabut kembali hibahnya. (HR. Bukhari) ****hibah ~
pemberian
Menurut riwayat yang
lain Nabi SAW bersabda kepadanya, “Kalau demikian janganlah engkau menjadikanku
sebagai saksi, karena sesungguhnya aku tidak ingin menjadi saksi atas
kezhaliman.” (HR. Muslim)
Menurut riwayat yang
lain, disebutkan pula Nabi SAW bersabda, “Bukankah kamu suka bila mereka
sama-sama berbakti kepadamu?” Ia menjawab, “Benar!” Rasulullah SAW bersabda,
“Kalau begitu jangan kamu lakukan.” (HR. Nasa’i)
Dalam riwayat lainnya
disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya aku tidak mau menjadi saksi
atas kezhaliman. Sesungguhnya anakmu mempunyai hak atas dirimu agar kamu
berlaku adil di antara sesama mereka.” (HR. Ahmad)
MELURUSKAN
KEKELIRUAN ANAK DALAM HAL MAKAN
Umar bin Abu Salamah RA
menceritakan pengalaman masa kecilnya: “Ketika masih kecil aku berada di
pangkuan Nabi SAW dan tanganku menjalar kemana-mana di atas nampan, maka
Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Hai anak muda, sebutlah nama Allah; makanlah
dengan tangan kananmu; dan makanlah makanan yang ada di dekatmu.” Maka seperti
itulah cara makanku sesudahnya. (HR. Bukhari dan Ahmad)
Abu Hurairah RA telah
menceritakan bahwa Al Hasan Ibnu Ali RA memungut sebiji kurma dari tumpukan
zakat, kemudian langsung menyuapkannya ke dalam mulutnya. Lalu Rasulullah SAW
bersabda, “Ukh..ukh, keluarkan kembali kurma itu! Bukankah engkau tahu bahwa
kita tidak boleh makan hasil zakat? ” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hudzaifah RA
menceritakan: “Adalah bila menghadiri jamuan makan bersama Rasulullah SAW kami
tidak berani meletakkan tangan kami terlebih dahulu ke hidangan makanan sebelum
Nabi SAW meletakkan tangannya pada hidangan tersebut. Suatu hari kami
menghadiri jamuan makan bersama beliau SAW. Tiba-tiba datanglah seorang pelayan
perempuan dan meletakkan tangannya ke hidangan makanan, maka Rasulullah SAW
menepiskan tangannya, kemudian bersabda, ‘Sesungguhnya setan akan ikut makan
bila tidak disebutkan nama Allah terlebih dahulu dan sesungguhnya setan datang
melalui pelayan perempuan ini untuk ikut makan, tetapi aku segera mencegah
tangannya.’” (HR. Muslim dan Ahmad)
BERCANDA
DENGAN ANAK KECIL
Anas bin Malik RA
mengatakan: “Sesungguhnya Rasulullah SAW benar-benar suka mengunjungi kami dan
bergaul dengan kami sehingga saudaraku yang masih kecil yang suka main burung
tak luput dari sapaannya: ‘Hai Abu Umair, apakah yang terjadi dengan burung
pipitmu?’” (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
*****Sumber: Tahapan
Mendidik Anak-Teladan Rasulullah SAW;Jamaal Abdur Rahman; Irsyad Baitus Salam;
Bandung;September 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar